JATIM (Arrahmah.com) – Banyak cara yang dilakukan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) yang akan segera tiba, Salah satunya menggelar istighosah akbar. Acara yang di komandoi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pamekasan, Madura, digelar di masjid agung setempat, Jumat,(13/4).
Ketua MUI Pamekasan, KH Ali Rahbini memimpin langsung kegiatan tersebut yang diikuti oleh ribuan siswa kelas akhir tingkat SMA dan sederajat ini dipimpin. “Semoga dengan kegiatan istighatsah ini, para siswa nantinya diberi kemudahan dalam menjawab soal-soal ujian,” kata Rahbini.
KH Ali Rahbini menyampaikan taushiyahnya bahwa upaya yang dilakukan manusia dalam kehidupan ini harus dengan cara. Yakni, upaya ‘lahiriyah’ dan upaya ‘batiniyah’.
Upaya lahiriyah, ungkapnya, adalah usaha yang harus dilakukan manusia dengan kemampuan manusia itu sendiri. Kemampuan yang memang telah diberikan Allah SWT.
“Misalnya jika anda ingin pandai, upaya lahir yang harus anda lakukan, harus belajar,” katanya. ”Kalau tidak belajar, tidak mungkin anda bisa pandai.”
Adapun, upaya batiniyah, merupakan upaya secara batin, seperti berdoa dan menggelar istighatsah. Dan hal itu akan membuat seseorang tidak mudah putus asa apabila mengalami kegagalan. ”Jika hanya melakukan upaya lahiriyah saja, itu sangat berpotensi menjadikan manusia stres apabila mengalami kegagalan dalam usahanya.’ Pungkasnya.
Selain itu, Istighosah juga digelar oleh Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulamat Banat Kudus, Jawa Tengah, Kamis, menggelar doa bersama atau “istighosah” untuk memantapkan hati sebelum menempuh ujian nasional (UN).
Doa bersama yang dilakukan 318 siswa MA NU Banat dari jurusan IPA, IPS, Keagamaan, dan Bahasa dilakukan di musala sekolah yang dipimpin oleh guru sekolah yang dimulai pukul 09.30 WIB.
Para siswa juga turut berdoa untuk masyarakat Aceh, khususnya para pelajar yang hendak melaksanakan UN agar diberikan kekuatan dan ketabahan setelah sempat terjadi gempa Rabu (11/4).
Kegiatan yang setiap tahun jelang UN rutin digelar tersebut, diawali dengan ceramah soal motivasi yang disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Pendidikan Madrasah NU (BPPMNU), Muhammad Maksum, kemudian dilanjutkan dengan doa, pembacaan asmaul husna, manakib, dan khataman Alquran.
Menurut Wakil Kepala Sekolah MA NU Banat Kudus bagian kehumasan, Muhamad Amin, doa bersama ini, merupakan salah satu upaya menyiapkan kesapan mental, kematangan diri, dan kejujuran para siswa selama pelaksanaan UN.
“Mudah-mudahan selama pelaksanaan UN nantinya berjalan dengan lancar, serta para siswa juga mendapatkan ilmu yang barokah dan bisa mlanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, setiap siswa juga diminta belajar tekun di rumah, mengingat UN tahun ini tidak ada kesempatan mengulang bagi siswa yang tidak lulus.
Bahkan, lanjut dia, doa bersama sudah dilakukan oleh para siswa dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, SMA, dan MA yang berada di bawah kepengurusan BPPMNU.
Salah seorang siswa, Atiha (17) berharap, agar doa bersama ini bisa menambah rasa kepercayaan diri, sehingga selama pelaksanaa UN diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjawab soal ujian.
“Semoga, semua siswa MA NU Banat Kudus lulus 100 persen seperti tahun sebelumnya,” ujarnya.
Tak hanya di Jawa Timur, Ratusan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Majalengka, Jawa Barat, juga menggelar acara serupa, meraka menangis ketika mengikuti doa bersama menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN), Jumat (13/4).
Kegiatan doa bersama yang berlangsung di halaman sekolah ini diikuti sekira 300 pelajar kelas tiga SMK. Mereka berdoa agar UN yang digelar mulai 16 April nanti berjalan lancar, dan hasil yang mereka peroleh memuaskan.
Suasana haru antarpelajar juga terjadi ketika acara doa bersama ini usai. Sejumlah pelajar tampak berpelukan dengan temannya sambil menangis.
Dera, salah satu pelajar yang ikut doa bersama mengaku sedih karena mengikuti doa bersama ini. Dia juga mengaku telah siap menghadapi UN.
Sekira 20 SMA dan SMK di Majalengka menggelar kegiatan doa bersama secara serentak hari ini. (bilal/arrahmah.com)