GAZA (Arrahmah.id) – Pengeboman ‘Israel’ yang berkelanjutan di Jalur Gaza menargetkan dapur amal di Khan Yunis pada Senin (7/4/2025), dan dekat dengan sebuah klinik di tempat yang seharusnya menjadi zona aman al-Mawasi.
Setidaknya 26 warga Palestina tewas pada Selasa (8/4), termasuk anak-anak.
Pada Rabu (9/4), setidaknya empat warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara yang menargetkan dua tenda dan sebuah rumah di Gaza selatan dan tengah.
Sebuah sumber medis juga melaporkan bahwa dua warga Palestina tewas dalam serangan yang menargetkan tenda-tenda yang menampung para pengungsi di Khan Yunis, sementara dua lainnya tewas di sebuah gedung apartemen milik keluarga al-Hajj di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa tentara ‘Israel’ juga terus pengeboman bangunan perumahan di barat laut Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Pengeboman besar-besaran itu terjadi saat seorang pemimpin Hamas menegaskan kembali “perlunya mencapai gencatan senjata” di Gaza, seraya menambahkan bahwa mereka tetap berhubungan dengan para mediator, namun tidak ada usulan gencatan senjata baru yang diajukan.
Hussam Badran, salah satu anggota biro politik Hamas, menambahkan: “Perang ini tidak dapat terus berlanjut tanpa batas waktu. Sangat penting untuk mencapai gencatan senjata”.
Kementerian Kesehatan Palestina juga membunyikan peringatan atas situasi kesehatan di Gaza pada Rabu (9/4), dengan menyatakan bahwa sekitar 60.000 anak di daerah kantong tersebut berisiko mengalami kondisi kesehatan yang parah.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa penutupan penyeberangan darat oleh ‘Israel’ dapat memperburuk jumlah orang yang menderita kekurangan gizi, dan kurangnya air minum bersih juga dapat memperparah masalah kesehatan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Selasa (8/4) menolak usulan ‘Israel’ untuk mengendalikan dan memblokir pengiriman bantuan yang masuk ke Gaza, dengan menyatakan hal itu berisiko “semakin mengendalikan dan secara kejam membatasi bantuan hingga ke kalori dan tepung terakhir”.
“Saya tegaskan: Kami tidak akan berpartisipasi dalam pengaturan apa pun yang tidak sepenuhnya menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan: kemanusiaan, ketidakberpihakan, independensi, dan netralitas,” tambahnya.
Ia lebih lanjut menggambarkan Gaza sebagai “ladang pembantaian,” dan menambahkan bahwa “warga sipil berada dalam lingkaran kematian yang tak berujung”.
‘Israel’ telah memblokir semua bantuan, makanan, obat-obatan, dan sumber daya vital memasuki Gaza selama lebih dari sebulan sejak 2 Maret.
Lebih dari 51.700 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023. Perang tersebut telah menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam dan menghancurkan seluruh wilayah permukiman. (zarahamala/arrahmah.id)