AMMAN (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel” Yair Lapid menolak permintaan Raja Abdullah II dari Yordania yang hendak mengirim salinan Al-Qur’an ke Masjid Al-Aqsa yang berada di wilayah Yerusalem, yang diduduki.
Permintaan itu diungkapkan Raja Abdullah sendiri kepada Lapid dalam pertemuan yang digelar di Ibu Kota Amman pada Rabu (27/7/2022).
“Dalam pertemuan dengan Lapid di Ibu Kota Yordania, Amman, Raja Abdullah meminta agar Yordania diizinkan mengirim salinan Al-Quran ke Masjid Al-Aqsa, tetapi permintaan itu ditolak,” menurut stasiun televisi “Israel” Kan 11, seperti dikutip dari Al Araby, pada Jumat (29/7).
Dikutip Middle East Monitor, “Israel” mengaku memahami status Yordania sebagai pelindung Masjid Al-Aqsa, masjid ketiga yang paling disucikan dalam agama Islam karena menjadi kiblat pertama umat Muslim.
Status khusus Yordania itu tertuang dalam perjanjian damai Wadi Araba antara Tel Aviv-Amman.
Lapid juga menentang permintaan itu dengan mengatakan tidak ada yang baru terkait posisi “Israel” dalam hal ini. Lapid menegaskan “Israel” tetap menolak langkah-langkah yang terus dicoba Raja Yordania ini.
Sementara itu, Yordania, di mana keluarga Hashemite yang berkuasa memiliki perwalian atas situs-situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, mengatakan bahwa sejak tahun 2000 “Israel” telah merusak otoritas kerajaan.
Amman juga menuduh “Israel” mengabaikan tradisi berabad-abad di mana non-Muslim tidak diizinkan untuk beribadah di kompleks masjid.
Pada bulan April, Yordania mengintensifkan upaya untuk mendorong “Israel” menghormati status quo bersejarah di masjid al-Aqsa Yerusalem dan menghindari konfrontasi kekerasan yang dapat mengancam konflik yang lebih luas.
Sementara itu, “Israel” membantah tuduhan Yordania dan negara-negara Arab lainnya bahwa mereka mencoba melanggar batas situs suci Muslim di Kota Tua Yerusalem, yang didudukinya dalam Perang Arab-”Israel” 1967.
Tel Aviv juga mengatakan sedang memberlakukan larangan lama Yahudi beribadah di kompleks tersebut, meskipun ekstremis Yahudi secara teratur menyerbu pekarangan Al-Aqsa dan melakukan ritual keagamaan yang provokatif di bawah perlindungan pasukan “Israel”. (rafa/arrahmah.id)