TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pemerintah “Israel” pada Ahad (18/2/2024) menyetujui deklarasi penolakan pengakuan sepihak atas negara Palestina, Anadolu melaporkan.
“Israel dengan tegas menolak diktat internasional seputar penyelesaian permanen dengan Palestina,” demikian bunyi keputusan Kabinet yang dikutip oleh The Times of Israel.
“Penyelesaian, jika tercapai, hanya akan terjadi melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak, tanpa prasyarat.”
Menjelang rapat kabinet pada Ahad (18/2), Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan menyampaikan deklarasi yang menolak tekanan internasional “untuk memaksakan negara Palestina pada “Israel” secara sepihak.”
“Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina,” kata keputusan kabinet tersebut, dan menyebut tindakan tersebut sebagai “hadiah teror yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.”
Listen to Netanyahu’s statement from today.
It’s final – Netanyahu and his cabinet says NO to a Palestinian state, unless approved by Israel.
It’s a smack in the face for Biden and other world leaders who had been peddling the "2 state solution". pic.twitter.com/KjRjixFdBd
— Khalissee (@Kahlissee) February 18, 2024
Menurut Washington Post, AS dan sejumlah negara Arab sedang menyelesaikan rencana perdamaian jangka panjang antara “Israel” dan Palestina. Rencana tersebut mencakup “jadwal waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina, yang dapat diumumkan paling cepat beberapa pekan ke depan,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Sabtu (17/2) bahwa “Israel” memiliki peluang besar untuk mencapai perdamaian dengan Palestina, dan menambahkan bahwa pembentukan negara Palestina telah menjadi kebutuhan yang mendesak.
“Israel” menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-“Israel” 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980, mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang “abadi dan tidak terbagi” dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sementara itu, Palestina berharap dapat mendirikan negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. (zarahamala/arrahmah.id)