GAZA (Arrahmah.com) – “Israel” menolak izin bagi pelari Palestina dari Jalur Gaza untuk mengambil bagian dalam perlombaan lari maraton di Tepi Barat, seperti dilansir MuslimsToday pada Kamis (18/4/2013).
Perlombaan yang direncanakan digelar pada tanggal 21 April ini akan menjadi lomba maraton pertama yang diselenggarakan di wilayah Palestina yang diduduki “Israel”.
Namun militer “Israel” mengklaim para atlet Gaza tidak memenuhi kriteria.
Seorang pelari Gaza yang juga merupakan mantan atlet Olimpiade, Nadar al-Masri (20), bahkan berharap bisa mencapai garis start.
Atlet Palestina, penyelenggara lomba dan Komite Olimpiade Palestina telah meminta pemerintah “Israel” untuk mempertimbangkan kembali posisi pelari Gaza untuk dapat mengikuti lomba marathon ini, tetapi mereka belum menerima tanggapan.
“‘Israel’ harus melihat ini murni sebagai acara olahraga. Ini tidak ada hubungannya dengan politik,” kata Samia al-Wazir, juru bicara Komite Olimpiade Palestina.
“Ini adalah acara di Tepi Barat dan juga acara bagi setiap warga Palestina, bukan hanya atlet, yang seharusnya memiliki hak untuk hadir.”
“Israel” secara ketat mengontrol gerakan masuk dan keluar dari Gaza sehingga sulit bagi warga Palestina di sana untuk melakukan perjalanan singkat ke Tepi Barat.
“Israel” juga mengontrol keluar masuknya orang ke Tepi Barat melalui perbatasan Yordania.
Sebuah pernyataan militer “Israel” menyebutkan: “Pintu masuk warga Jalur Gaza ke wilayah ‘Israel’, dan perjalanan mereka ke Tepi Barat, hanya mungkin (diizinkan) untuk kasus-kasus kemanusiaan yang luar biasa, terutama kasus-kasus medis yang mendesak.”
Ia menambahkan bahwa ini dikarenakan Gaza dipimpin oleh Hamas yang “Israel” klaim sebagai “organisasi teror”.
Sebelumnya, dengan alasan yang syar’i, Hamas menolak untuk mengizinkan perempuan mengambil bagian dalam lomba marathon Gaza yang akhirnya dibatalkan oleh PBB.
Sebuah blog pejabat Angkatan Pertahanan “Israel” mengecam Hamas karena keputusan itu.
Saat ini, keputusan “Israel” tengah menjadi sorotan dan mendapat kritik dari kelompok hak asasi manusia. (banan/arrahmah.com)