RIYADH (Arrahmah.id) – “Israel” mengadakan pembicaraan dengan Arab Saudi terkait hubungan militer dan intelijen di tengah meningkatnya kekhawatiran atas Iran, kantor berita AS Bloomberg melaporkan Jumat (17/2/2023).
Pertemuan berlangsung antara “Israel” dan Arab Saudi menjelang pertemuan Kelompok Kerja Dewan Kerjasama Teluk AS (GCC) untuk pertahanan dan keamanan di ibu kota Saudi, Riyadh awal pekan lalu, Bloomberg melaporkan, mengutip enam sumber yang katanya meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Pada pertemuan tersebut, Arab Saudi dan negara-negara GCC lainnya didorong agar berbagi lebih banyak informasi intelijen dan mengintegrasikan pertahanan udara dan rudal serta keamanan maritim satu sama lain dengan AS”, menurut laporan tersebut.
Dialog tersebut lebih lanjut diharapkan terwujud di ibu kota Ceko, Praha, di tengah Konferensi Keamanan Munich yang sedang berlangsung, menurut sumber anonim.
Spekulasi bahwa Arab Saudi dapat bergabung dengan segelintir negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan “Israel” dalam beberapa tahun terakhir semakin keras sejak Benjamin Netanyahu terpilih kembali sebagai Perdana Menteri “Israel” pada akhir tahun lalu.
Netanyahu mengatakan kepada media Saudi Al-Arabiya pada Desember tahun lalu bahwa normalisasi akan mengubah wilayah kita dengan cara yang tak terbayangkan.
Bahrain, Maroko, dan UEA semuanya sepakat pada 2020 untuk menormalisasi hubungan dengan “Israel”, melalui Abraham Accords yang ditengahi AS.
Arab Saudi, sebelumnya mengatakan bahwa normalisasi tidak akan terjadi kecuali Palestina diberikan negara mereka sendiri, menggemakan sikap lama Liga Arab tentang masalah tersebut.
“Israel” dan Arab Saudi baru-baru ini bekerja sama dalam sejumlah masalah, termasuk penyerahan dua pulau Laut Merah dari kendali Mesir ke kendali Saudi pada Juli tahun lalu, serta pembukaan wilayah udara Saudi untuk penerbangan menuju Asia dari “Israel”.
Pada Kamis (16/2), GCC dan AS menyebut Iran sebagai “ancaman terhadap keamanan regional” atas kerjasamanya dengan “aktor negara dan non-negara”, menyinggung dukungannya terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina.
Jon B. Alterman, direktur Program Timur Tengah di Pusat Kajian Strategis dan Internasional mengatakan kepada Bloomberg bahwa meskipun ada “keserasian mendalam dalam persepsi ancaman antara “Israel”, Saudi, dan pemerintah Teluk Arab lainnya” mengenai Iran, “akan tetapi tidak cukup untuk menjadi dasar normalisasi Saudi-“Israel””. (zarahamala/arrahmah.id)