GAZA (Arrahmah.id) – Tentara pendudukan “Israel” terus menggempur daerah-daerah di Jalur Gaza dengan dampak yang menghancurkan, sementara Qatar telah mengkonfirmasi bahwa pembicaraan sekali lagi sedang berlangsung untuk mengevaluasi apakah gencatan senjata baru dapat dicapai.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (16/12/2023) bahwa pembicaraan masih berlanjut.
“Qatar menegaskan upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk memperbarui jeda kemanusiaan dan menyatakan harapan untuk membangun kemajuan yang dibuat untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif dan berkelanjutan yang akan mengakhiri perang, menghentikan pertumpahan darah saudara-saudara Palestina kami, dan mengarah pada negosiasi serius dan peluncuran proses politik yang menghasilkan perdamaian yang komprehensif, permanen, dan adil sesuai dengan resolusi internasional dan Prakarsa Perdamaian Arab,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera.
Pasukan darat, udara, dan angkatan laut “Israel” melancarkan serangan ke daerah kantong yang terkepung itu pada Sabtu, menyebabkan puluhan orang tewas. Sedikitnya 18.787 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, setelah Hamas melancarkan serangan ke “Israel” yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Serangan pada Sabtu menargetkan Khan Yunis di selatan, di mana ribuan orang terpaksa mengungsi, saat “Israel” telah memperluas kehadiran militer daratnya di utara dan ke arah selatan.
Jurnalis Al Jazeera Samer Abudaqa dan Wael Dahdouh sedang meliput setelah pengeboman “Israel” di sebuah sekolah di Khan Yunis pada Jumat ketika mereka menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak.
Tentara pendudukan mengatakan pada Sabtu bahwa mereka menyerbu dua sekolah di Kota Gaza, di bagian utara Jalur Gaza, dan mengklaim telah menewaskan 25 pejuang dan menangkap 50 lainnya.
Sejak perang dimulai, militer telah berulang kali melegitimasi serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menargetkan para pejuang Hamas.
Namun, laporan dari lapangan menunjukkan bahwa sejumlah warga sipil telah terbunuh dalam sebagian besar serangan tersebut. Sebelumnya pada Sabtu, beberapa warga Palestina tewas dan terluka dalam serangan “Israel” yang menargetkan sekitar Sekolah al-Mazraa yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Deir el-Balah, Jalur Gaza bagian tengah.
Tidak ada kemajuan berarti yang dicapai untuk menghentikan perang -bahkan untuk sementara- sejak bulan lalu, ketika “Israel” menarik kembali negosiator Mossad dari Doha setelah kesepakatan dengan Hamas tidak tercapai melalui mediasi Qatar.
Laporan-laporan pada Sabtu menunjukkan bahwa “Israel” mungkin ingin menghidupkan kembali perundingan yang sebelumnya menghasilkan gencatan senjata selama sepekan dan pertukaran puluhan tawanan yang ditahan oleh Hamas dengan para tahanan Palestina di penjara-penjara “Israel”.
Sementara itu, juru kamera Abudaqa meninggal dunia setelah paramedis tidak dapat menjangkaunya selama berjam-jam, dan kepala biro Gaza Dahdouh berjalan ke rumah sakit setelah mengalami luka-luka akibat pecahan peluru.
Abudaqa adalah wartawan Al Jazeera ke-13 yang terbunuh sejak berdirinya jaringan berita tersebut, dan salah satu dari sedikitnya 57 wartawan Palestina yang terbunuh saat meliput perang di Gaza.
Hal ini terjadi setelah “Israel” mengakui bahwa mereka keliru membunuh tiga tawanannya yang ditahan di dalam Gaza, yang pada awalnya diyakini sebagai pejuang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat tekanan yang semakin meningkat dari keluarga para tawanan yang ditahan di Gaza untuk membebaskan mereka.
Demonstrasi besar lainnya diadakan di Tel Aviv pada Jumat untuk menuntut pembebasan para tawanan. (haninmazaya/arrahmah.id)