GAZA (Arrahmah.com) – Dua wartawan terluka di Gaza ketika meliput aksi protes pada Jumat (18/1/2019) yang berlangsung sebagai bagian dari Great March of Return.
Mohammed Abu Qadous terluka di bagian kaki oleh tentara “Israel” di perbatasan Gaza. Koresponden Al-Mayadeen Ahmad Ghanem juga terluka di bagian timur Jalur Gaza ketika melaporkan protes tersebut. Kedua wartawan, yang mengenakan rompi pers, segera dibawa ke tenda medis terdekat untuk menerima perawatan dan diyakini dalam kondisi stabil.
Setidaknya 14 warga Palestina lainnya juga telah terluka sejauh ini hari ini oleh penembak jitu dan gas air mata, karena mereka memprotes Jumat ke-43 di bawah spanduk “Persatuan adalah kunci kemenangan”.
Puluhan ribu warga Gaza terus berkumpul dalam aksi protes itu, kendati “Israel” melakukan penindasan dengan kekerasan terhadap demonstrasi yang melukai sejumlah orang setiap Jumat. Juru bicara Hamas Hazem Qasim mengatakan demonstrasi yang sedang berlangsung “mengkonfirmasi komitmen rakyat kami terhadap jalan perjuangan sampai tujuan kami tercapai”.
“Israel” juga secara konsisten menargetkan wartawan yang meliput Great March of Return. Setidaknya dua wartawan di Gaza, termasuk kontributor MEMO Yaser Murtaja, terbunuh oleh pasukan “Israel” tahun lalu; sementara 80 lainnya terluka oleh tembakan penembak jitu. Para jurnalis di lapangan mengatakan bahwa mereka sengaja menjadi sasaran tentara, karena “Israel” tidak ingin penumpasan brutal mereka terungkap.
Lebih dari 250 warga Palestina telah terbunuh, dan lebih dari 25.000 telah terluka oleh pasukan “Israel” sejak Maret lalu. Warga Gaza menyerukan untuk mencabut pengepungan “Israel” selama 11 tahun dan meminta hak mereka untuk kembali ke rumah mereka dimana keluarga mereka dipaksa selama Nakba tahun 1948, yang mengarah pada pembentukan negara “Israel”.
(fath/arrahmah.com)