JENIN (Arrahmah.id) – Ketika gencatan senjata sementara antara Hamas dan “Israel” di Gaza berlanjut, pasukan “Israel” terus melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Pada Selasa dan hingga Rabu (29/11/2023), pasukan “Israel” melakukan “kampanye penangkapan besar-besaran” di kamp Pengungsi Jenin, memaksa warga di lingkungan Damj meninggalkan rumah mereka di tengah konfrontasi yang penuh kekerasan, lansir Wafa.
Sejauh ini, setidaknya dua anak telah terbunuh dalam serangan militer yang kejam tersebut, Adam Samer Al-Ghoul yang berusia 8 tahun dan Basil Suleiman Abu Al-Wafa yang berusia 15 tahun. Rekaman CCTV yang dirilis saat Adam yang berusia 8 tahun terbunuh menunjukkan anak laki-laki tersebut berbalik dan melarikan diri bersama beberapa anak laki-laki lainnya, ketika dia ditembak jatuh dengan punggung menghadap, sebelum diseret keluar jalan oleh anak laki-laki lain. Adam dilaporkan tertembak di kepala.
https://twitter.com/hzomlot/status/1729847459529015621?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1729847459529015621%7Ctwgr%5E9a849351d46cef0aa9eaa5fec2283d3202c4b8cd%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=https%3A%2F%2Fnew.thecradle.co%2Farticles-id%2F13965
Pasukan Israel juga mencegah ambulans mengevakuasi seorang pria yang terluka di Jenin yang ditembak oleh pasukan “Israel” selama lebih dari 40 menit sebelum menangkapnya.
Christos Christou, presiden internasional Doctors Without Borders, berada di Rumah Sakit Khalil Suleiman di Jenin ketika pasukan “Israel” melancarkan serangan besar-besaran di kota tersebut.
“Sudah dua setengah jam kami terjebak di rumah sakit di sini di Jenin,” kata Christou dalam video yang diunggah di X.
“Tidak ada cara bagi pasien yang terluka untuk mencapai rumah sakit dan tidak ada cara bagi kami untuk menjangkau orang-orang ini,” tambahnya bahwa kendaraan militer “Israel” memblokir pintu masuk ke rumah sakit dan mencegah ambulans keluar.
“Dua warga Palestina meninggal karena luka-luka sementara ambulans tidak dapat menjangkau mereka,” katanya, tidak jelas apakah yang dimaksudnya adalah dua anak laki-laki yang dilaporkan dibunuh oleh Kementerian Kesehatan atau yang lain.
Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan bahwa tentara “Israel” menangkap seorang warga Palestina yang terluka dari dalam ambulans PRCS di pintu masuk Rumah Sakit Pemerintah Jenin.
Beberapa jam sebelumnya, tentara “Israel” telah menetapkan kota dan kamp pengungsinya sebagai “zona militer tertutup,” ketika bentrokan terjadi antara tentara dan pejuang perlawanan Jenin.
Tentara membunuh Muhammad al-Zubaidi, seorang komandan Brigade Jenin dan putra Zakaria al-Zubaidi, satu dari enam warga Palestina yang melarikan diri dari Penjara Gilboa pada September 2021. Komandan Brigade Jenin lainnya, Wissam Hanoun, juga dibunuh.
Pasukan “Israel” memasuki Jenin pada Selasa malam (28/11), meluncurkan “kampanye penangkapan besar-besaran” di seluruh wilayah timur Jenin dan mengakibatkan “wabah konfrontasi dengan kekerasan,” kata sumber lokal kepada Wafa.
Buldoser “Israel” terus merusak infrastruktur kota dan kampnya. Kehancuran yang terjadi di Jenin selama beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan kerugian jutaan dolar di kota tersebut.
Tentara telah melancarkan sejumlah serangan ke Jenin dan kota-kota Tepi Barat lainnya sejak pecahnya perang pada 7 Oktober. Pasukan dan pemukim “Israel” telah membunuh 244 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya invasi “Israel” di Gaza.
Hamas menegaskan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11) bahwa gencatan senjata hanya berlaku di Gaza, dan bersumpah bahwa “Israel” akan terus menghadapi perlawanan di tempat lain. (zarahamala/arrahmah.id)