GAZA (Arrahmah.id) – “Israel” telah menewaskan 30 warga Palestina dan melukai lebih dari 90 orang lainnya dalam serangan udara di Jalur Gaza sejak Selasa, demikian ungkap kementerian kesehatan Palestina.
Para korban termasuk enam anak dan tiga wanita serta kepala pasukan roket Jihad Islam Palestina (PIJ) dan wakilnya.
Faksi-faksi Palestina di Gaza terus menembakkan roket-roket sebagai pembalasan dari daerah kantung pantai yang terkepung itu ke “Israel”, menewaskan satu orang pada Kamis (11/5/2023), lansir Al Jazeera.
Di tengah upaya mediasi yang dilakukan oleh Mesir, tidak ada pihak yang tampak siap untuk meredam gejolak terburuk sejak Agustus, yang kini memasuki hari ketiga.
“Kami berada di puncak kampanye, baik ofensif maupun defensif,” Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang direkam dalam video yang dikeluarkan saat berkunjung ke sebuah pangkalan udara.
“Siapa pun yang datang untuk menyakiti kami – darahnya akan hangus.”
Kematian Ali Ghali dan Ahmed Abu Daqqa menambah jumlah tokoh senior PIJ yang terbunuh sejak “Israel” mulai menyerang Gaza pada Selasa.
Mesir mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengamankan gencatan senjata namun sejauh ini, upaya mereka terbukti sia-sia.
Kairo, yang menjadi tuan rumah bagi pejabat senior PIJ Mohammad al-Hindi untuk melakukan pembicaraan, bersikap hati-hati mengenai prospek gencatan senjata.
“Upaya-upaya Mesir untuk menenangkan situasi dan melanjutkan proses politik belum membuahkan hasil,” ujar Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada para wartawan.
Bertemu dengan rekan-rekannya dari Yordania, Prancis dan Jerman di Berlin, Shoukry mendesak “negara-negara yang mensponsori perdamaian untuk turun tangan dan menghentikan serangan” dan mengatakan bahwa “Israel” harus “menghentikan tindakan sepihak yang bertujuan untuk menghancurkan masa depan negara Palestina”.
Di antara syarat-syarat gencatan senjata, PIJ menginginkan diakhirinya pembunuhan terhadap para pemimpinnya oleh “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.id)