YERUSALEM (Arrahmah.id) — Pasukan Israel menangkap seorang anggota senior kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) di Tepi Barat yang diduduki pada Ahad (5/2/2023) pagi, menurut laporan media Palestina.
Khader Adnan, seorang mantan tahanan Palestina, ditangkap oleh Israel di rumah keluarganya di desa Arraba, barat daya Jenin, lapor kantor berita negara Palestina Wafa (5/2).
Adnan telah dipenjara setidaknya 11 kali sejak 2004 dan menjadi juru bicara tahanan Palestina di dalam penjara Israel.
Dia terakhir dibebaskan dari penjara Israel pada 2021 setelah 25 hari penahanan.
Adnan, dilihat oleh banyak orang Palestina sebagai simbol perlawanan, melakukan mogok makan empat kali selama penahanan, termasuk satu kali yang berlangsung selama 67 hari.
Tentara Israel pada hari Ahad mengatakan tujuh orang Palestina ditangkap tetapi tidak menyebutkan nama Adnan dan tidak merinci tuduhan terhadap mereka.
Adnan melancarkan mogok makan pertamanya, yang berlangsung selama 25 hari, pada tahun 2004 untuk memprotes penahanan administratif, sebuah praktik kontroversial yang memungkinkan Israel menahan warga Palestina tanpa dakwaan selama enam bulan.
Masa penahanan ini dapat diperpanjang tanpa batas waktu dan tahanan Palestina dapat menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara tanpa dituntut.
Mogok makan Adnan selama 67 hari pada tahun 2012 mengilhami gelombang tahanan Palestina yang ditahan di bawah penahanan administratif untuk bergabung dengannya.
Penangkapan Adnan terjadi saat ketegangan meningkat di Tepi Barat menyusul peningkatan kekerasan Israel terhadap warga Palestina sejak awal tahun.
Sebanyak 35 warga Palestina dibunuh oleh Israel pada Januari, menjadikannya bulan paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak 2015.
Enam dari korban tewas berusia di bawah 18 tahun, dengan yang termuda adalah Omar Lotfi Khumour yang berusia 14 tahun. Para korban juga termasuk Majda Abdel Fattah Obaid, 60 tahun, yang dilaporkan ditembak mati saat membaca Al Quran di dalam rumahnya.
Sebagian besar dibunuh oleh pasukan Israel, sementara tiga orang dibunuh oleh pemukim.
Pada hari Jumat, pasukan Israel menembak mati Abdullah Sami Qalalweh Palestina berusia 26 tahun di dekat sebuah pos pemeriksaan di Huwara, sebuah kota di selatan Nablus.
Sementara itu pekan lalu, seorang pria bersenjata Palestina membunuh tujuh orang Israel dalam serangan penembakan di pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Middle East Eye, pasukan Israel membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada tahun 2022 dibandingkan tahun kalender mana pun sejak Intifadah Kedua. (hanoum/arrahmah.id)