TEL AVIV (Arrahmah.com) – Wakil Perdana Menteri, Moshe Ya’alon, menurut laporan telah meminta Presiden Suriah, Bashar Al Assad untuk mundur dari jabatannya.
Menurut laporan yang terbit pada Senin (5/3/2012) oleh media Israel, Ya’alon mengatakan tidak ada keraguan bahwa Bashar al-Assad harus mundur.
Panggilan Israel untuk pengunduran diri Assad ini muncul pada saat Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lainnya termasuk Inggris dan Perancis serta negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Turki, telah mendukung “tindakan” terhadap pemerintah Damaskus.
Pada tanggal 4 bulan ini, Dewan Keamanan PBB bertemu untuk memberikan suara pada rancangan resolusi yang didukung Barat yang menyokong rencana Liga Arab untuk menangani konflik di Suriah. Draft awalnya meminta Presiden Assad untuk mengundurkan diri dan mentransfer kekuasaan pada wakil.
Namun, Rusia dan Cina memveto rancangan resolusi ini dan menolaknya dengan alasan “tidak seimbang.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan hari Minggu (4/3) bahwa Ankara mendukung pengiriman senjata untuk pemberontak di Suriah yang berperang melawan pemerintah Presiden Assad.
Arab Saudi dan Qatar juga telah menyuarakan dukungan bagi pemberontak di Suriah.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani, mengatakan pada tanggal 27 Februari bahwa “masyarakat internasional” harus menyediakan senjata untuk pemberontak Suriah dan bahwa “negara-negara Arab harus menyediakan tempat yang aman bagi gerilyawan di dalam wilayah Suriah.”
Pernyataan Ya’alon ini datang saat juru bicara kementerian luar negeri Israel menyatakan pada hari Minggu (4/3) bahwa Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman telah memerintahkan kepala divisi organisasi internasional dalam kementerian untuk “menawarkan bantuan kemanusiaan Palang Merah Internasional ke Suriah.” (althaf/arrahmah.com)