YERUSALEM (Arrahmah.com) – “Israel” terus menargetkan wartawan Palestina dan media yang meliput demonstrasi massal di Masjid Al-Aqsha pekan lalu, kata organisasi media lokal, sebagaimana dilansir MEMO, Senin (31/7/2017).
Serangan tersebut menargetkan perusahaan produksi media di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (29/7), sementara sejumlah wartawan diserang saat meliput demonstrasi di Yerusalem Timur yang diduduki pekan lalu.
Dalam sebuah serangan pada Sabtu dini hari, pasukan “Israel” memasuki markas besar PalMedia, sebuah perusahaan produksi media yang menyediakan layanan siaran ke beberapa media, termasuk berita Russia Today, Al-Mayadeen, Al-Manar, dan Al-Quds. Pasukan Israel menggeledah kantor tersebut, dan menghancurkan peralatan atas tuduhan melakukan hasutan.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi mengecam penggerebekan tersebut.
“Kebijakan kekerasan dan represi yang dilakukan Israel adalah upaya terang-terangan untuk mematahkan keteguhan rakyat Palestina dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional mengenai kebebasan berekspresi,” ungkapnya.
“Kebijakan kekerasan dan penindasan Israel yang seperti itu, serta serangan baru-baru ini terhadap anggota pers Palestina di sekitar Yerusalem Timur, merupakan upaya terang-terangan untuk mematahkan keteguhan rakyat Palestina,” imbuhnya.
Wartawan Without Borders juga mengutuk pembungkaman media yang dilakukan “Israel” selama krisis Al-Aqsha, yang telah banyak dikecam oleh Sindikat Jurnalis Palestina, Kementerian Informasi Palestina, Komite Perlindungan Wartawan dan lainnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, organisasi pers internasional itu menuding pasukan “Israel” menggunakan intimidasi, penolakan akses, kekerasan dan penangkapan untuk membatasi atau mencegah media meliput aksi demonstrasi dan bentrokan yang dipicu oleh tindakan keamanan Israel di sekitar Masjid Al-Aqsha.
(ameera/arrahmah.com)