JALUR GAZA (Arrahmah.id) – “Israel” telah melakukan serangan udara di Jalur Gaza tengah untuk kedua kalinya pada pekan ini, ungkap saksi mata.
“Israel” dengan militernya mengatakan jet tempurnya menyerang kompleks bawah tanah yang digunakan untuk memproduksi mesin roket.
Serangan tersebut terjadi saat Muslimin Gaza tengah melaksanakan sahur pada Kamis (21/4/2022).
Hingga kini belum ada laporan rinci terkait korban luka atau kerusakan yang diakibatkan serangan tersebut.
Dilansir Al-Jazeera, saksi mata mengatakan bahwa serangan itu merusak beberapa rumah di kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah.
Sebelumnya di malam hari, sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam “Israel” selatan, menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah rumah tetapi tidak ada yang cedera, kata polisi “Israel”.
Empat roket lagi juga ditembakkan dari Gaza, kata militer “Israel”, menyusul serangannya di Jalur Gaza, tetapi dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Tidak ada faksi Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan pengeboman “Israel” hanya akan mendorong warga Palestina untuk melawan pendudukan dan meningkatkan dukungan mereka untuk Yerusalem dan rakyatnya.
Gelombang kekerasan di “Israel” dan wilayah Palestina yang diduduki telah menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas, setelah 11 hari serangan “Israel” tahun lalu di Gaza, di mana lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di “Israel” tewas.
Pada bulan Maret, pasukan “Israel” menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat setelah 14 orang di “Israel” tewas dalam serangan jalanan.
Polisi anti huru hara “Israel” juga menyerbu kompleks masjid Al-Aqsa pekan lalu, melukai sedikitnya 158 jamaah Muslim Palestina.
Ketegangan tahun ini telah meningkat di bulan suci Ramadhan yang bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.
Palestina menuduh “Israel” melanggar batas di Al-Aqsa dengan mengizinkan jamaah Yahudi masuk ke kompleks masjid. Mereka mengatakan langkah itu merupakan pelanggaran kebijakan berabad-abad di mana non-Muslim boleh berkunjung, tetapi tidak berdoa.
Para pemimpin “Israel” mengatakan mereka memastikan kebebasan beribadah untuk semua agama di Yerusalem.
Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan juga dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai lokasi dua kuil kuno.
Palestina ingin Yerusalem Timur yang diduduki, termasuk tempat-tempat suci Muslim, Kristen dan Yahudi, sebagai ibu kota negara masa depan.
“Israel”, yang mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional setelah merebut wilayah itu dalam perang tahun 1967, menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadinya. (rafa/arrahmah.id)