TEL AVIV (Arrahmah.com) – Negara Zionis Israel pada Minggu (24/6/2012) menyuarakan rasa hormat mereka atas kemenangan Ikhwanul Muslimin dalam pemilihan presiden Mesir dan menyerukan pemerintahan baru di Kairo untuk memelihara perjanjian damai antara kedua negara.
“Israel mengapresiasi proses demokrasi di Mesir dan menghormati hasilnya,” sebagaimana dinyatakan secara resmi oleh kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah kandidat Ikhwan, Mohamed Mursi, diumumkan sebagai pengganti antek AS Hosni Mubarak, yang digulingkan tahun lalu.
“Israel berharap bahwa pemerintah Mesir yang baru dapat melanjutkan kerja sama berdasarkan perjanjian perdamaian antara kedua negara, demi kepentingan kedua bangsa dan memberikan kontribusi untuk stabilitas regional,” kata pernyataan itu.
Isu kemaslahatan bersama ini telah membuat Israel menahan diri sejak penggulingan Mubarak, yang menjadi jalan bagi munculnya gerakan-gerakan Islam yang sebelumnya ditindas di bawah tiga dekade kekuasaan Mubarak. Gerakan-gerakan ini jelas memperlihatkan permusuhan terhadap negara Yahudi yang justru didukung oleh otoritas Mesir lewat perjanjian damai pada tahun 1979.
Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pemerintah Netanyahu berharap Mursi dan blok parlemen Ikhwanul Muslim akan menempatkan kondisi perekonomian Mesir yang sedang sakit sebagai prioritas utama menjelang dilakukannya revisi dari hubungan bilateral antara negeri muslim tersebut dengan Zionis.
AS pun mendesak Kairo untuk menjaga perdamaian dengan Israel.
“Sepertinya kami benar ketika kami mengatakan bahwa musim semi Arab akan menjadi musim dingin Islam, meskipun negara-negara Barat menertawakan kami pada waktu itu,” kata pejabat Israel. Namun dia menambahkan bahwa dia berharap pemerintah baru Mesir akan berusaha untuk menempatkan sikap negarawan dengan bekerja untuk kepentingan negara.
Eli Shaked, seorang mantan duta besar Israel untuk Kairo, mengatakan kepada Radio Tentara Israel bahwa otoritas Morsi kemungkinan akan tercairkan oleh tentara Mesir yang kuat, yang mengandalkan bantuan hibah pertahanan Washington.
Israel Hasson, seorang anggota parlemen dari partai tengah Kadima yang telah menjabat sebagai utusan pemerintah Netanyahu untuk Kairo, mengatakan kemungkinan hubungan bilateral antara kedua negara akan menjadi beku, yang berarti Israel harus menghidupkan kembali kemitraan perdamaian dengan Palestina setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan diplomatik .
Kemenangan Mursi dielu-elukan oleh Hamas, kelompok Islam yang mengatur Gaza.
“Kesimpulan cepat yang bisa ditarik dari pemilu ini adalah bahwa Negara Israel dan Otoritas Palestina memiliki kepentingan bersama dalam membangun koalisi regional,” kata Hasson. (althaf/arrahmah.com)