TEL AVIV (Arrahmah.com) – Mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) mendesak dilakukannya aksi militer terhadap rezim di Semenanjung Sinai, menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Israel dengan Mesir baru-baru ini.
Uzi Dayan mengatakan pada Channel 7 pada hari Jumat (19/8/2011) bahwa militer dan pasukan Israel harus mempersiapkan diri untuk berurusan dengan pemerintah Mesir yang baru.
Dia menyatakan bahwa upaya militer ini akan ditujukan untuk menargetkan siapapun yang menjadi ancaman bagi rezim Israel.
“Inilah waktu bagi tentara Israel untuk memenangkan kontrol di Sinai,” lanjut Dayan.
Pasukan Israel dilarang memasuki Semenanjung Sinai di bawah perjanjian perdamaian dengan Mesir 1979.
Ketegangan telah meningkat antara rezim Kairo dan Tel Aviv setelah tentara Israel membunuh beberapa personil militer dan keamanan Mesir pada Kamis (18/8).
Dayan juga mengungkapkan bahwa ia sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Benny Jants, pekan lalu untuk membahas masalah yang berkaitan dengan Semenanjung Sinai tetapi dia tidak menjelaskan rincian pembicaraan.
Menekankan pada perjanjian damai antara Mesir dan Israel, ia menyatakan bahwa para pejabat Israel harus “menjaga keamanan warga sipil mereka sambil memastikan bahwa tidak ada ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Mesir.”
Militer Israel harus “memberikan respon tegas dengan mengejar para ‘teroris’ dan menginformasikan pemerintah Mesir bahwa militer kami mungkin akan campur tangan di Sinai demi mencegah perbatasan Israel menjadi zona rentan bagi serangan ‘militan’.
Pada hari Sabtu, Mesir memutuskan untuk menarik duta besarnya untuk Tel Aviv sebagai salah satu indikasi bahwa hubungan antara kedua negara itu masih menegang. (althaf/arrahmah.com)