TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” telah memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Turki karena ancaman Iran menyusul pembunuhan seorang kolonel Garda Revolusi yang Teheran tuduhkan kepada “Israel”.
Kolonel Sayyad Khodaei ditembak mati oleh dua pengendara sepeda motor di timur ibu kota Teheran seminggu yang lalu.
Situs berita Iran mengatakan Garda Revolusi menangkap anggota jaringan intelijen “Israel” segera setelah pembunuhan itu.
Biro Kontra-Terorisme Dewan Keamanan Nasional “Israel” mengatakan risiko terhadap warga negara “Israel” telah meningkat dan Turki “adalah negara dengan tingkat risiko tinggi bagi warga ‘Israel’ saat ini,” tulis biro itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Naftali Bennett, lansir MEMO (30/5/2022).
“Peringatan itu berasal dari ancaman nyata terhadap ‘Israel’ di Turki dan negara-negara yang berbatasan dengan Iran.”
“Israel” menuduh Khodaei merencanakan serangan terhadap warganya di seluruh dunia.
Menurut New York Times, “Israel” telah memberi tahu pejabat AS bahwa pembunuhan Khodaei dimaksudkan sebagai pesan kepada Iran untuk mengakhiri aktivitas Unit 840, unit elit dalam IRGC yang bertugas melakukan serangan terhadap target di luar Iran.
Iran tidak pernah mengakui keberadaan Unit 840, di mana Khodaei dilaporkan sebagai wakil komandannya.
Iran telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Khodaei. (haninmazaya/arrahmah.id)