GAZA (Arrahmah.id) — Tentara Israel mulai mengevakuasi secara paksa warga Gaza yang tinggal di Rafah timur ke “wilayah kemanusiaan yang diperluas” di wilayah Palestina, menjelang operasi militer yang diperkirakan akan dilakukan di kota Gaza selatan.
“IDF (militer) mendorong penduduk Rafah timur untuk maju menuju perluasan wilayah kemanusiaan,” kata militer dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP (6/5/2024).
Prospek invasi di Rafah telah memicu kekhawatiran besar dari kelompok bantuan global dan para pemimpin dunia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada hari Jumat mengatakan Israel belum menyajikan rencana yang kredibel untuk benar-benar melindungi warga sipil yang berada dalam bahaya, dan tanpa rencana seperti, itu Washington tidak dapat mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah.
Segera setelah perang di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, Israel meminta warga Palestina yang tinggal di utara Gaza untuk pindah ke “zona aman” di selatan wilayah tersebut – termasuk Rafah.
Namun Rafah telah berulang kali dibom dari udara dan warga Palestina sering mengatakan bahwa tidak ada wilayah Gaza yang aman.
“IDF telah memperluas wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi untuk mengakomodasi peningkatan jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza,” kata pernyataan militer tersebut, merujuk pada wilayah pesisir dekat Rafah.
“Pagi ini… kami memulai operasi terbatas untuk mengevakuasi sementara warga di bagian timur Rafah,” kata juru bicara militer kepada wartawan dalam pengarahan online.
“Ini adalah operasi dengan cakupan terbatas,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, militer menambahkan bahwa pesan untuk sementara waktu pindah ke wilayah kemanusiaan akan disampaikan melalui poster, pesan SMS, panggilan telepon, dan siaran media dalam bahasa Arab.
“Militer mengklaim pihaknya mengejar militan Hamas di mana pun di Gaza” dan akan terus melakukannya sampai semua sandera yang mereka sandera kembali ke rumah,” kata pernyataan itu. (hanoum/arrahmah.id)