BEIRUT (Arrahmah.id) — Tentara Israel (IDF) dilaporkan masih menduduki wilayah Lebanon Selatan terlepas dari gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan gerakan Hizbullah.
Berdalih memiliki kesepakatan dengan Tentara Lebanon, IDF bahkan memperluas aksi militernya di teritorial Lebanon Selatan.
Dalam manuvernya itu, IDF menyatakan mendapat sejumlah capaian.
“Brigade Hiram ke-769 IDF menemukan dan menyita sejumlah besar senjata Hizbullah selama operasi di Lebanon Selatan, kata militer IDF pada akhir pekan kemarin, dikutip dari JNS (13/1/2025).
IDF mengaku menemukan peluncur roket, peluru mortir, granat berpeluncur roket, rudal yang diluncurkan dari bahu, dan alat peledak dalam penyisirannya di Lebanon Selatan.
IDF juga mengklaim menemukan dengan posisi tembak antitank dan senjata tersembunyi.
“Pasukan juga menemukan fasilitas penyimpanan senjata yang berisi puluhan rudal yang diluncurkan dari bahu, bahan peledak, dan peralatan militer yang lengkap,” kata laporan media Israel tersebut.
IDF beralasan, terus memperluas wilayah operasinya di Lebanon Selatan sesuai dengan “Kesepahaman antara Israel dan Lebanon sambil mempertahankan ketentuan gencatan senjata,” kata pernyataan itu.
“Pasukan IDF dikerahkan di seluruh Lebanon Selatan dan akan bertindak melawan segala ancaman terhadap Negara Israel dan warganya,” tambah pernyataan IDF.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengumumkan pada hari Jumat bahwa Angkatan Darat Lebanon akan memulai upaya untuk melucuti senjata Hizbullah, dengan fokus pada wilayah selatan Litani.
Ia menekankan bahwa ini menandai fase baru pengerahan dan kewenangan angkatan darat negara di seluruh Lebanon.
Pada hari Kamis, parlemen di Beirut memilih panglima militer Lebanon Joseph Aoun sebagai presiden, yang memicu ucapan selamat dari Presiden AS Joe Biden .
“Presiden Aoun mendapat kepercayaan saya,” kata Biden pada hari Kamis.
“Saya sangat yakin dia adalah pemimpin yang tepat untuk saat ini.”
Biden mengatakan bahwa pemilihan Aoun “terjadi hanya enam minggu setelah Amerika Serikat berhasil mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel”.
Kepala negara baru itu “akan memberikan kepemimpinan penting saat Lebanon dan Israel sepenuhnya melaksanakan penghentian permusuhan dan saat ratusan ribu orang kembali ke rumah mereka dan Lebanon pulih dan membangun kembali”.
Rakyat Lebanon, lanjutnya, telah menderita selama lebih dari dua tahun akibat perang yang menghancurkan dan krisis keuangan yang berkelanjutan, serta tidak adanya kepemimpinan nasional.
“Melalui anggota parlemen yang mereka pilih, rakyat Lebanon telah menjalankan hak demokratis mereka untuk memilih masa depan mereka sendiri,” kata Biden. “Mereka telah memilih jalan yang selaras dengan perdamaian, keamanan, kedaulatan, dan rekonstruksi dalam kemitraan dengan masyarakat internasional. Dan Amerika Serikat akan mendukung mereka saat mereka menempuh jalan itu.”
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar mengucapkan selamat kepada Aoun dan menyampaikan harapan “bahwa pilihan ini akan berkontribusi terhadap stabilitas, masa depan yang lebih baik bagi Lebanon dan rakyatnya, serta hubungan bertetangga yang baik.” (hanoum/arrahmah.id)