YERUSALEM (Arrahmah.id) – Pemerintah “Israel” secara resmi menyatakan perang pada Ahad (8/10/2023) dan memberikan lampu hijau untuk “langkah militer yang signifikan” untuk membalas serangan mendadak Hamas, ketika militer mencoba menghancurkan pejuang yang masih berada di kota-kota selatan dan meningkatkan pemboman di Jalur Gaza. Jumlah korban melebihi 1.100 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka di kedua sisi.
Dalam serangan yang sangat luas, kelompok bersenjata Hamas menyerbu ke 22 lokasi di luar Jalur Gaza, termasuk kota-kota dan komunitas lain sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza, sementara Hamas meluncurkan ribuan roket ke sejumlah kota “Israel”.
Lebih dari 24 jam setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke luar Gaza, pasukan “Israel” masih berperang melawan pejuang yang bersembunyi di beberapa lokasi. Setidaknya 700 orang dilaporkan tewas di “Israel” – jumlah korban jiwa yang sangat besar yang belum pernah dialami negara ini selama beberapa dekade – dan lebih dari 400 orang tewas di Gaza.
Deklarasi perang ini menandakan pertempuran yang lebih besar di masa depan, dan pertanyaan utamanya adalah apakah “Israel” akan melancarkan serangan darat ke Gaza, sebuah tindakan yang di masa lalu telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Sementara itu, Hamas dan kelompok Jihad Islam yang lebih kecil mengklaim telah menawan lebih dari 130 orang dari dalam wilayah “Israel” dan membawa mereka ke Gaza, dengan mengatakan bahwa mereka akan ditukar dengan pembebasan ribuan warga Palestina yang dipenjarakan oleh “Israel”.
“Israel” telah menyerang lebih dari 800 sasaran di Gaza sejauh ini, kata militernya, termasuk serangan udara yang meratakan sebagian besar kota Beit Hanoun di sudut timur laut wilayah kantong tersebut.
Laksamana Muda “Israel” Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan bahwa Hamas menggunakan kota itu sebagai tempat melancarkan serangan. Belum ada laporan langsung mengenai korban jiwa, dan sebagian besar populasi komunitas yang berjumlah puluhan ribu orang kemungkinan besar melarikan diri sebelum pemboman tersebut.
“Kami akan terus menyerang dengan cara ini, dengan kekuatan ini, terus menerus, di semua (tempat) dan rute pertemuan yang digunakan oleh Hamas,” kata Hagari.
Sekitar 74.000 pengungsi Gaza tinggal di 64 tempat penampungan. Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan sebuah sekolah yang menampung lebih dari 225 orang terkena dampak langsung. Tidak disebutkan dari mana asal api.
Sementara itu, pada Ahad (8/10), pejuang menembakkan lebih banyak roket dari Gaza, menghantam sebuah rumah sakit di kota pesisir “Israel”, Ashkelon, kata pejabat senior rumah sakit Tal Bergman. Video yang disediakan oleh Barzilai Medical Center menunjukkan sebuah lubang besar dilubangi di dinding dan bongkahan puing berserakan di tanah yang tampak seperti ruangan kosong dan lorong. Militer mengatakan para pasien telah dievakuasi dari Barzilai sebelum serangan.
Militer “Israel” membawa empat divisi pasukan serta tank ke perbatasan Gaza, bergabung dengan 31 batalyon yang sudah berada di wilayah tersebut, kata seorang juru bicara.
Hamas mengatakan pihaknya telah merencanakan kemungkinan terjadinya pertarungan jangka panjang. “Kami siap menghadapi semua opsi, termasuk perang habis-habisan,” kata wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, kepada Al-Jazeera TV. “Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan demi martabat dan kebebasan rakyat kami.” (zarahamala/arrahmah.id)