HERZLIYA – (Arrahmah.com) – Pejuang Suriah telah mengontrol dua pertiga dari wilayah pemukiman Suriah, termasuk sebagian besar kota-kota penting, ujar kepala intelijen pertahanan “Israel”, Mayjen Aviv Kochavi.
Berbicara di sebuah konferensi di Herzliya, Jenderal Zionis mengeluh bahwa pengaruh Mujahidin tumbuh di jajaran
oposisi Suriah, yang menurutnya, setelah menggulingkan rezim Alawiyah Bashar al-Assad, mereka akan mengarahkan energi mereka melawan “Israel”, tulis Kavkaz Center mengutip laporan UmmaNews.
“Suriah tidak harus dilihat sebagai entitas secara keseluruhan lagi. Assad memiliki negara, dan ada wilayah yang dikontrol oleh pemberontak-dua pertiga-sebagian besar kota telah dikontrol oleh mereka,” ujar Kochavi.
Pemimpin Zionis ini menambahkan bahwa wilayah yang berbatasan dengan “Israel”, Dataran Tinggi Golan telah menjadi medan pertempuran baru.
“11 dari 17 penyeberangan perbatasan berada di tangan pemberontak dan bukan hanya pengungsi yang melewati mereka, tetapi juga senjata dan bahkan elemen Jihadis,” lanjut petinggi intelijen Yahudi itu.
Sebelumnya, seorang kepala militer Zionis, Benny Gentz mengatakan pada Senin lalu bahwa pergerakan Islam bertempur melawan tentara rezim Assad bersama kelompok oposisi bersenjata lainnya yang membuat mereka menjadi lebih kuat.
“Situasi di Suriah telah menjadi sangat berbahaya. Organisasi ‘teroris’ menjadi lebih kuat di lapangan. Sekarang mereka berperang melawan Assad tapi di masa depan mereka bisa berperang melawan kami,” ujar Gantz.
Presiden negara penjajah Yahudi, Shimon Perez, pada gilirannya berbicara di hadapan Parlemen Eropa, mengusulkan untuk mengirim formasi bersama rezim Arab ke Suriah dalam rangka menegakkan demokrasi di Suriah.
“Liga Arab dapat dan harus membentuk pemerintahan sementara di Suriah untuk menghentikan pembantaian, untuk mencegah Suriah jatuh berkeping-keping. PBB harus mendukung Liga Arab untuk membangun kekuatan Arab,” ujar Perez.
Perez mengklaim bahwa campur tangan rezim Arab untuk pembentukan demokrasi di Suriah akan menjadi solusi yang lebih baik. (haninmazaya/arrahmah.com)