RAMALLAH (Arrahmah.com) – Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kepala Departemen Riset dan Dokumentasi di Komite Tahanan Palestina, Abdul-Nasser Ferwana, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindungi anak-anak Palestina dalam menghadapi pelanggaran “Israel” yang sedang berlangsung, lansir IMEMC, Kamis (19/11/2015).
Dalam pernyataannya, Ferwana mengatakan bahwa anak-anak Palestina semakin menjadi target pelanggaran “Israel” yang semakin meningkat, dan dia menyerukan untuk membebaskan semua anak-anak Palestina yang dipenjara, dan menjamin kebebasan mereka yang berkelanjutan.
Sejak “Israel” menyerang wilayah Palestina, “Israel” mulai memperlakukan anak-anak Palestina sebagai bom waktu yang akan meledak suatu saat ketika mereka tumbuh dewasa, sehingga tentara “Israel” membunuh masa kecil mereka yang tak berdosa, ungkap Ferwana.
“Usia muda mereka terabaikan, dan hak-hak mereka dilucuti, ini mengakibatkan kematian dan penangkapan terhadap ribuan anak-anak.”
Ferwana juga mengatakan bahwa kebijakan “ilegal” yang diterapkan oleh “Israel”, telah menyebabkan masalah perkembangan, fisik dan psikologis, dan tindakan “Israel” ini dimaksudkan untuk menghancurkan masa depan anak-anak Palestina dan berdampak pada pertumbuhan alami mereka.
“Sejak “Israel” menduduki sebagian wilayah Palestina pada tahun 1967, tentara “Israel” telah menculik ribuan anak-anak, termasuk lebih dari 12.000 anak yang diculik sejak Intifada Al-Aqsa dimulai pada tanggal 28 September 2000,” kata Ferwana.
“Sebuah rekor penculikan anak-anak sejak Intifada Al-Quds pecah pada tanggal 1 Oktober, 2015, saat tentara “Israel” telah menculik lebih dari 1.000 anak-anak. Banyak dari mereka bahkan berusia di bawah 14 tahun, dan setidaknya 400 dari mereka masih mendekam dipenjara.”
(ameera/arrahmah.com)