TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan “Israel” telah membunuh setidaknya 502 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.
Pembunuhan terbaru terjadi pada Kamis (16/5/2024) ketika tiga pemuda -Mohamed Youssef Nasr Allah, 27 tahun, Ayman Ahmed Mubarak, 26 tahun, dan Hossam Emad Deabes, 22 tahun- dibunuh oleh pasukan “Israel” yang menyerbu Tulkarem.
Lebih dari 230 warga Palestina terbunuh dalam serangan “Israel”, sementara sedikitnya 20 orang dilaporkan terbunuh oleh para pemukim ekstremis Yahudi dari pemukiman dan pos-pos ilegal, lansir Al Jazeera.
Kekerasan telah meluas ke Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur, yang sudah tegang setelah kampanye serangan militer “Israel” dan peningkatan kekerasan pemukim.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 154 orang Palestina terbunuh di Tepi Barat yang diduduki pada 2022 setelah “Israel” memulai serangan hampir setiap hari di wilayah tersebut.
Salah satu dari mereka yang terbunuh adalah koresponden Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh oleh penembak jitu Israel di Jenin pada Mei 2022 ketika sedang meliput serangan “Israel” di sana.
Pemerintahan sayap kanan yang dipimpin oleh Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu berkuasa pada akhir tahun 2022 dan semakin meningkatkan kekerasan.
Sebelum 7 Oktober, setidaknya 199 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat pada 2023.
Serangan “Israel”, baik sebelum dan sesudah 7 Oktober, seolah-olah menargetkan kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat, bagian dari kebijakan yang disebut “Israel” sebagai “memotong rumput” -membasmi setiap ancaman dari pejuang Palestina sebelum mereka tumbuh lebih kuat.
“Israel” dilaporkan berfokus untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok perlawanan baru yang tidak memiliki hubungan langsung dengan organisasi-organisasi yang sudah mapan seperti Fatah atau Hamas tidak dapat menjadi simpul kekuatan bersenjata.
Sejak 7 Oktober, “Israel” telah menggunakan kedok perang di Gaza untuk meningkatkan serangannya di Tepi Barat yang diduduki dan menjadi lebih berani dalam menggunakan kekuatan udara seperti helikopter dan pesawat tak berawak untuk membunuh warga Palestina. Pasukan “Israel” telah membunuh banyak warga Palestina yang tidak bersenjata.
“Pasukan ‘Israel’ telah [sejak 7 Oktober] melancarkan gelombang kekerasan brutal terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, melakukan pembunuhan di luar hukum, termasuk dengan menggunakan kekuatan mematikan tanpa alasan yang jelas atau secara tidak proporsional saat melakukan aksi protes dan penggerebekan, serta menolak memberikan bantuan medis kepada mereka yang terluka,” kata Amnesti Internasional pada Februari. (haninmazaya/arrahmah.id)