JERUSALEM (Arrahmah.com) – Otoritas penjajah “Israel” telah memutuskan untuk membangun pagar keamanan di perbatasan Yordania, ujar sebuah laporan yang mengundang kemarahan warga Palestina menjelang pembicaraan dengan Menlu AS sebagaimana dirilis Al Jazeera (3/11/2013)
Laporan yang dipublikasikan pada Minggu (3/11) oleh surat kabar “Israel” Maariv mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan memulai pembangunan tersebut “segera setelah selesainya pagar di perbatasan Mesir”.
Seorang juru bicara Netanyahu menolak untuk memberikan rincian tentang rencana untuk “memperkuat hambatan” atau mengomentari laporan Maariv, sebagaimana dikutip oleh kantor berita resmi Palestina Wafa.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam rencana tersebut.
“Pernyataan perdana menteri ‘Israe’l itu tentang pembangunan tembok keamanan di Lembah Yordan hanya langkah proaktif untuk menggagalkan kunjungan John Kerry, ” kata Nabil Abu Rudeina Wafa.
Israel juga mengeluarkan tender pada Minggu (3/11) untuk membangun 1.859 lebih rumah pemukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, pengawas pemukinan Peace Now mengatakan kepada kantor berita AFP.
Organisasi ini mengatakan bahwa ada 1.031 plot yang ditawarkan di Tepi Barat dan 828 di Yerusalem Timur.
Penawar yang berhasil sudah dapat memulai pembangunan segera, kata pengawas.
“Dalam beberapa bulan mereka akan memilih pemenang tender dan kontraktor yang berhasil akan dapat mulai membangun dalam beberapa minggu ( ‘setelah itu ), ” kata Hagit Ofran Group.
Langkah ini mengundang kemarahan rakyat Palestina yang mengancam akan pergi ke Dewan Keamanan PBB atas isu ini .
“PLO sedang mempertimbangkan mekanisme untuk pergi Dewan Keamanan PBB atas keputusan-keputusan baru ‘Israel’, terutama karena ada resolusi internasional yang menganggap pemukiman tersebut ilegal,” kata Wassel Abu Youssef , Anggota senior PLO, kepada AFP.
Perkembangan terbaru datang menjelang pertemuan Kerry dengan Netanyahu dan Abbas pada hari Rabu yang bertujuan untuk mendorong pembicaraan damai kedua belah pihak terhadap.
Palestina menuduh Israel telah menyalahi negosiasi dengan rencana pemukimannya tersebut. (Fitri Asad/arrahmah.com)