GAZA (Arrahmah.com) – Pihak berwenang “Israel” telah menahan tanpa batas waktu tertentu sebanyak 60 truk bahan bangunan yang akan memasuki Jalur Gaza, kata seorang pejabat Palestina, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Selasa (7/10/2014).
“Kami telah diberitahu oleh Perusahaan Nasional Palestina bahwa “Israel” telah menunda masuknya 60 truk ke Jalur Gaza,” kata Mounir al-Ghalban, otoritas perbatasan Gaza.
Langkah itu terjadi meski “Israel” telah berjanji akan mengizinkan masuknya pasokan konstruksi ke wilayah Gaza yang diblokade pada Selasa (7/10) melalui persimpangan Kerem Shalom, al-Ghalban menambahkan.
Selama serangan 51 hari terakhir, tentara “Israel” telah merusak sebanyak 15,671 unit rumah di Jalur Gaza, termasuk 2.276 rumah yang mengalami hancur total, menurut angka resmi Palestina.
sementara itu, Lebih dari 2.150 warga Gaza – sebagian besar warga sipil – tewas, dan 11.000 terluka, dalam serangan brutal “Israel”.
Serangan “Israel” itu berakhir pada 26 Agustus setelah pengumuman gencatan senjata tak terbatas.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir menyerukan untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Gaza dengan “Israel”, yang secara efektif mengakhiri blokade tujuh tahun terhadap Gaza, dan memperluas wilayah terbuka bagi nelayan Palestina sejauh enam mil di lepas pantai Gaza.
Menurut ketentuan perjanjian itu, negosiator Palestina dan “Israel” akan melanjutkan pembicaraan tidak langsung mengenai tuntutan Palestina yang lainnya – termasuk pembebasan tahanan dan pembangunan pelabuhan Gaza – pada akhir bulan ini.
“Israel” secara rutin melarang masuknya bahan bangunan ke Gaza dengan alasan bahwa faksi perlawanan Palestina Hamas bisa menggunakannya untuk membangun terowongan bawah tanah atau benteng.
Selama bertahun-tahun, Jalur Gaza bergantung pada bahan konstruksi yang diselundupkan ke wilayah itu melalui jaringan terowongan yang menghubungkan ke Semenanjung Sinai Mesir.
Bagaimanapun, penghancuran terowongan-terowongan tersebut oleh tentara Mesir sangat mempengaruhi sektor konstruksi Gaza.
Pada September tahun lalu, “Israel” mengizinkan masuknya bahan bangunan ke Jalur Gaza yang terkepung untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Tapi pada bulan berikutnya, pemerintah “Israel” menghentikan pengiriman itu setelah ditemukannya sebuah terowongan bawah tanah yang membentang dari Jalur Gaza ke “Israel”
(ameera/arrahmah.com).