TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Berbicara kepada Sky News, anggota Knesset “Israel” Dov Khenin mengatakan bahwa pembongkaran bangunan Arab oleh “Israel” di Area C Tepi Barat merupakan upaya untuk membersihkan daerah itu dan mempersiapkannya bagi orang “Israel” untuk menetap di sana di masa depan.
“‘Israel’ melakukan pembersihan etnis dengan cara yang sangat canggih di Tepi Barat yang diduduki,” kata Khenin kepada British TV, sebagaimana dilansir Days Of Palestina.
Menurut perjanjian Perdamaian Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993 antara pendudukan “Israel” dan PLO, sebanyak 61 persen dari wilayah Tepi Barat yang diduduki di bawah kontrol penuh militer dan administratif “Israel”.
Pendudukan “Israel” menolak pernyataan Khenin dan mengklaim bahwa penghancuran itu terjadi karena bangunan yang dihancurkan itu tidak memiliki izin bangunan.
Peneliti lapangan PBB Matthew Ryder mengatakan, untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin bagi warga Palestina.
Angka-angka terbaru yang dirilis oleh PBB menunjukkan bahwa militer “Israel” telah melakukan penghancuran terhadap bangunan milik warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki meningkat tiga kali lipat selama tiga bulan terakhir.
Badan dunia mengatakan bahwa penghancuran itu rata-rata meningkat hingga 165 setiap bulan sejak Januari.
Lebih dari 850.000 pemukim ilegal “Israel” tinggal di lebih dari 230 pemukiman ilegal yang dibangun sejak pendudukan “Israel” pada tahun 1967 di wilayah Palestina di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur.
Semua pemukiman “Israel” adalah ilegal di bawah hukum internasional. Namun, “Israel” tetap tidak mengindahkan seruan untuk menghentikan ekspansi pemukiman di wilayah pendudukan tersebut.
.(ameera/arrahmah.com)