YERUSALEM (Arrahmah.com) – Israel telah menyetujui pembangunan ratusan rumah baru di wilayah Yerusalem Timur (Al Quds) yang dijajahnya sebagai salah satu bentuk sikap penolakan terang-terangannya atas seruan AS untuk membekukan pemukiman di tanah Palestina.
Kementerian dalam negeri Israel mengatakan pada hari Selasa (17/11) bahwa pihaknya telah menyetujui pembangunan 900 unit rumah baru di Gilo, salah satu lokasi pemukiman Israel di Yerusalem Timur (Al Quds), Ynet melaporkan.
Dia berdalih proyek tersebut masih perlu ditinjau kembali dan tunduk kepada keputusan pengadilan, AFP melaporkan.
Proyek ini disetujui meskipun Amerika Serikat telah menyatakan keberatan tas perluasan Gilo ini, kutip Ynet.
Menurut Ynet, disahkannya konstruksi perumahan baru itu memicu sengketa antara para pejabat Israel dan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell.
Dalam pertemuan dengan utusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mitchell menuntut segera dihentikannya pembangunan di Palestina, setelah menerima informasi tentang persetujuan tersebut.
Seorang pejabat di Kantor Perdana Menteri Israel membantah laporan perselisihan dengan Mitchell dan berkata, “Ini adalah prosedur rutin yang diadakan di komite regional.”
“Gilo merupakan bagian integral dari Yerusalem, dan tidak ada perbedaan antara bangunan yang ada di sana dengan bangunan yang ada di Tel Aviv dan Haifa,” kata salah seorang pejabat Israel.
Israel merebut Yerusalem Timur (Al Quds) bersama dengan Tepi Barat dari Yordania dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian melakukan aktivitas yang tidak diakui oleh komunitas internasional. (althaf/prtv/arrahmah.com)