TEL AVIV (Arrahmah.com) – Sebuah iklan Israel yang beredar secara online minggu ini dinilai oleh para komentator online di Mesir sebagai “penghinaan” terhadap Presiden Mesir, Muhammad Mursi.
Iklan bertajuk “The Children are Ready” ini diproduksi oleh Temple Institute yang berbasis di Israel – sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pendidikan dan keagamaan dan mempromosikan pembangunan kembali Rumah Suci (Baitullah) – dan mulai dengan menunjukkan sebuah keluarga Israel di pantai.
Keluarga digambarkan sedang bermain-main di pantai; anak-anak membangun istana pasir atau kuil, sementara seorang pria, yang diduga ayah mereka, duduk membaca koran.
Setelah anak-anak itu selesai membangun kuil pasir mereka, sang ayah bergegas untuk melihat kuil tersebut setelah melemparkan koran yang sedang dia baca. Koran itu jatuh di kakinya, dan jelas menunjukkan gambar Mursi pada halaman yang tampak.
Para pengguna jejaring sosial “menyatakan bahwa pesan simbolis [dalam iklan tersebut] adalah bahwa presiden Mesir tidak akan mencegah Israel untuk mendapatkan bangunan kuil (seperti yang konon dijanjikan dalam kitab suci mereka,” lapor harian Mesir, Egypt Independent, Selasa (26/7/2012).
Sebuah tulisan di bawah video, yang diposting oleh organisasi tersebut di YouTube menyatakan: “Dua anak mengubah dunia sementara ayah mereka membaca koran.”
Video ini kembali diposting oleh para pengguna Youtube lainnya dengan judul (dalam bahasa Arab): “. Sebuah iklan Israel menghina Presiden Mursi”
Israel telah mengalami kegelisahan sejak Presiden Mursi, dari Ikhwanul Muslimin, menempati kantornya setelah pemberontakan massa Mesir yang menggulingkan Hosni Mubarak pada tahun 2011. Israel takut terhadap perubahan politik presiden Mursi yang bisa mempengaruhi hubungan Israel dengan Mesir, termasuk masa depan Perjanjian Camp David.
Namun Mursi telah mengatakan ia akan menghormati perjanjian tersebut.
“Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel tidak senang dengan bangkitnya Ikhwanul Muslimin dalam pemilihan parlemen dan presiden,” ungkap Dr. Omar Ashour, Direktur Studi Timur Tengah di University of Exeter kepada Al Arabiya.
“Mubarak adalah ‘harta karun strategis’ bagi Israel, dan sekarang pemerintah Israel harus berhadapan dengan kelompok yang mengajukan diri untuk memerangi Israel pada awal 1948.”
“Iklan itu menyatakan frustrasi dengan kenyataan ini. Banyak para pejabat Israel yang percaya bahwa revolusi Mesir adalah kerugian langsung bagi Israel,” tambah Ashour.
Ketika dihubungi oleh Al Arabiya pada hari Selasa (24/7), juru bicara dari Temple Insitute tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Sementara itu, pernyataan di website kelompok itu mengatakan: “Temple Insititute ini didedikasikan untuk setiap aspek Rumah Suci Yerusalem, dan peran sentral itu terpenuhi, dan akan sekali lagi memenuhi demi kesejahteraan rohani Israel dan semua bangsa dunia.”
Baitullah dibangun pada abad 6 SM. Bangunan tersebut diperluas oleh Raja Herodes sebelum kehancurannya pada tahun 70 Masehi. Menurut laporan media regional, membangun kembali Baitullah mungkin akan merusak kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang terletak dekat tempat Baitullah pernah berdiri. (althaf/arrahmah.com)