TEL AVIV (Arrahmah.com) – Seorang mantan pejabat militer di Tel Aviv pada hari Rabu (24/6/2020) menganggap serangan udara yang dilakukan oleh ‘Israel’ pada empat kegubernuran Suriah merupakan kelanjutan dari pengejaran kehadiran Iran di sana, di tengah keheningan Rusia.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan ‘Israel’ menargetkan posisi proksi milisi Iran di jalan raya Sokhna – Deir Ezzor di Suriah timur.
“Lima pejuang pro-Iran tewas dalam serangan terhadap sebuah pusat militer milik milisi pro-Teheran” di jalan Sokhna-Deir Ezzor di Suriah timur, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.
Dia mengatakan banyak lainnya terluka, dengan beberapa dalam kondisi kritis.
Dua tentara angkatan udara tewas dalam serangan lain di pusat telekomunikasi di provinsi Sweida selatan, katanya.
Militer mengatakan jet-jet Israel ‘menabrak’ sebuah pos tentara di Salamiya dan satu lagi di kota-kota Sabura di provinsi Hama hanya beberapa jam setelah rudal menyerang instalasi militer lainnya di provinsi Deir Ezzor di sepanjang perbatasan dengan Irak dan di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania.
Mantan Kepala Intelijen IDF Amos Yadlin memperingatkan pada hari yang sama (24/6) bahwa dua gelombang serangan udara di Suriah yang terkait dengan ‘Israel’ pada Selasa malam (23/6) kemungkinan akan memicu pembalasan serius dari Iran dan para proksinya.
“Iran dan kuasanya akan mencari cara untuk menanggapi dan menghalangi ‘Israel’,” tweet Yadlin, yang saat ini menjabat direktur eksekutif institut bergengsi untuk Studi Keamanan Nasional, pada hari Rabu (24/6).
Mantan perwira intelijen itu mengutip upaya-upaya masa lalu untuk menembakkan roket ke ‘Israel’ dan serangan siber baru-baru ini yang menargetkan bisnis dan infrastruktur ‘Israel’, memberikan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi.
Yadlin juga menegaskan bahwa keadaan insiden itu menunjukkan bahwa klaim baru-baru ini bahwa Iran meninggalkan Suriah adalah “angan-angan.”
Moskow mengabaikan serangan ‘Israel’, dengan reaksi yang mengkritik isi pidato Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem dua hari lalu.
Seorang pakar urusan Timur Tengah mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa rezim Suriah tidak lagi dapat mengubah sikapnya dan menghadapi masalah serius yang menantang negara yang dilanda perang itu.
Pakar percaya bahwa masalah utama terletak pada meningkatnya keyakinan di kalangan elit Rusia tentang ketidakmampuan untuk memisahkan rezim Suriah dari Iran. (Althaf/arrahmah.com)