GAZA (Arrahmah.id) – Saat negosiasi gencatan senjata berlangsung, pengeboman ‘Israel’ terhadap Gaza semakin intensif, mengakibatkan kerusakan luas dan hilangnya nyawa.
“Dalam suasana yang menyerupai neraka, tadi malam merupakan salah satu malam paling berdarah dan paling sulit bagi Jalur Gaza karena eskalasi serangan udara dan pengeboman ‘Israel’ yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Bashar Abu Zakari untuk situs web Al-Jazeera berbahasa Arab.
“Sepertinya pasukan pendudukan bertujuan untuk menyebabkan kerusakan dan pertumpahan darah sebanyak mungkin sebelum perjanjian gencatan senjata segera tercapai di Gaza,” tambahnya.
Sementara banyak sumber mengonfirmasi adanya kemajuan signifikan dalam negosiasi yang diselenggarakan di Doha antara Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan ‘Israel’, yang meningkatkan peluang diumumkannya perjanjian gencatan senjata di Gaza serta pertukaran tahanan dalam beberapa jam mendatang, tentara ‘Israel’meningkatkan serangannya terhadap Gaza, yang menewaskan dan melukai sejumlah besar warga sipil Palestina.
Para aktivis membagikan serangkaian video dan foto di media sosial yang menunjukkan skala pembantaian yang dilakukan ‘Israel’ di Gaza selama beberapa jam terakhir. Yang terbaru adalah penargetan blok permukiman di Jalan Al-Jalaa di Kota Gaza, Gaza utara, yang mengakibatkan delapan orang tewas dan 30 orang cedera.
Sumber medis di Gaza mengatakan bahwa 70 warga Palestina tewas dalam serangan udara ‘Israel’ terpisah di Jalur Gaza sejak fajar pada Senin (13/1/2025), termasuk 12 orang dalam serangan udara Selasa dini hari (14/1).
Seorang aktivis media sosial, Tamer, menulis di X bahwa kemarin malam merupakan salah satu malam tersulit dan paling penuh kekerasan bagi Gaza, dengan mengatakan, “Seperti dalam perang-perang sebelumnya, ketika gencatan senjata sudah dekat, neraka dilepaskan di hari-hari terakhir perang, di mana pendudukan mencoba membunuh sebanyak mungkin orang sebelum mengakhiri operasinya.”
ليلة صعبة للغاية وشديدة القصف
كما في الحروب السابقة، عندما تقترب الهدنة يُفتح باب الجحيم. مجازر متتالية طوال الليل، والكثيرون فقدوا حياتهم في الأيام التي قد تكون الأخيرة من هذه الحرب .السفاح الإسرائيلي يحاول قتل أكبر عدد ممكن قبل أن ينهي الحرب . pic.twitter.com/0k3T8WtcXl
— Tamer | تامر (@tamerqdh) January 14, 2025
Jurnalis Palestina Abdel Qader Sabah menulis, “Tidak ada ruang di kamar dan departemen Rumah Sakit Baptis untuk menerima lebih banyak korban luka. Korban luka tergeletak di tanah, berdarah, dan tidak ada dokter yang merawat mereka.”
Aktivis Abu Salah juga menulis di X, “Malam yang sangat keras, Gaza terbakar, banyak yang mati syahid dan terluka, dan pengeboman yang tak kunjung berhenti. Orang-orang terbunuh di Gaza yang tertidur sambil menunggu berita gencatan senjata.”
Beberapa pengguna media sosial bertanya, “Malam ini sangat sulit bagi Gaza. Kapan genosida akan berakhir? Bukankah sudah waktunya untuk melakukan segala upaya yang mungkin untuk menghentikan perang ini?”
ليلة قاسية جداً، غزة تحترق
شهداء وجرحى وقصف لا يهدئ
يارب سلّم ولا تفجع قلوبنا في هذه اللحظات الأخيرة pic.twitter.com/DFzXBvIolG
— MO (@Abu_Salah9) January 14, 2025
Para aktivis menegaskan bahwa pendudukan ‘Israel’ mengintensifkan serangannya pada jam-jam terakhir sebelum berakhirnya setiap putaran pertempuran, membakar semua yang ada di jalurnya, dan melakukan pembantaian mengerikan terhadap warga sipil tak berdosa. (zarahamala/arrahmah.id)