TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Pasukan pendudukan “Israel” menghancurkan lebih dari 40 rumah dan struktur milik warga Palestina di distrik Tubas, Tepi Barat yang diduduki ketika kebijakan “Israel” di Lembah Jordan terus berlanjut untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka sendiri.
Seorang pejabat Palestina dari kantor gubernur di Tubas, mutaz Bsharat mengatakan bahwa pasukan Zionis yang didukung dengan buldoser menyerbu masyarakat Palestina di Al-Farisiya dan Khallet Al-Khader dan menghancurkan tujuh rumah, menggusur tujuh keluarga.
Pasukan Zionis juga menghancurkan 35 bangunan di wilayah komunitas Badui di Bardala dan Ein Al-Baida, tambah Bsharat.
Walikota Tubas, Rabih Khandaqji mengatakan kepada kantor berita Ma’an bahwa organisasi lokal dan internasional sedang melakukan upaya untuk membantu warga Palestina mengungsi selama proses penghancuran dan untuk membangun kembali struktur yang hancur, lansir IMEMC pada Kamis (11/2/2016).
“Israel” telah melakukan penghancuran hampir setiap harinya di wilayah Palestina yang diduduki. Pada pekan terakhir di bulan Januari 2016, “Israel” telah menghancurkan sekitar 42 bangunan milik warga Palestina, menggusur 168 orang termasuk 94 anak.
Lokasi yang menjadi sasaran penghancuran semua terletak di Area C yang lebih dari 60 persen berada di bawah kontrol penuh militer “Israel” di mana izin untuk membangun hampir mustahil didapatkan oleh warga Palestina dari otoritas “Israel”.
Akibatnya warga Palestina dipaksa untuk membangun secara ilegal dan menghadapi ancaman pembongkaran dan pemindahan.
Ancaman pemindahan untuk ribuan orang Badui Palestina yang tinggal di Lembah Jordan khususnya telah meningkat secara dramatis sejak 2012, menurut laporan Ma’an.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa “Israel” bertujuan untuk sepenuhnya mencaplok kawasan strategis dan tidak mungkin akan mengembalikannya ke Palestina.
Selain pembongkaran, penggunaan lahan untuk latihan militer “Israel” juga sering dijadikan alasan oleh “Israel” untuk mengusir warga Palestina di Lembah Jordan dari tanah mereka sendiri. (haninmazaya/arrahmah.com)