GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan ‘Israel’ pada Jumat (3/1/2025) mengonfirmasi bahwa mereka menculik Dr. Hussam Abu Safiya Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza yang hancur dan menuduh dokter terkemuka Palestina itu “memiliki posisi di Hamas”.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/1), pasukan ‘Israel’ mengatakan Abu Safiya “saat ini sedang diselidiki oleh pasukan keamanan Israel” dan bahwa ia “ditangkap karena dicurigai terlibat dalam kegiatan teroris”.
Berita itu muncul setelah berhari-hari timbulnya keraguan dan kekhawatiran atas nasib dokter Palestina tersebut.
Abu Safiya diculik pada 27 Desember bersama dengan staf medis yang bekerja di rumah sakit, serta pasien yang terluka dan orang lain yang berada di dalam gedung di Beit Lahia.
Pasukan ‘Israel’ sengaja membakar fasilitas medis tersebut setelah mengebomnya selama beberapa pekan, dengan laporan bahwa beberapa staf terbakar hidup-hidup.
Abu Safiya dibawa ke kamp penahanan Sde Teiman yang terkenal kejam, tempat para tahanan Palestina sebelumnya disiksa dengan mengerikan, menurut putranya, Idrees Abu Safiya dan pasukan ‘Israel’.
Idrees diberi tahu bahwa ayahnya terluka parah di kakinya saat terjadi penggerebekan di rumah sakit oleh tentara ‘Israel’. “Kami sangat khawatir, kami tidak bisa tidur selama tiga hari karena kami tidak tahu sampai hari ini di mana dia berada,” katanya.
Penculikan Abu Safiya terjadi setelah tentara ‘Israel’ menyerbu fasilitas tersebut untuk memaksa orang-orang yang ada di dalam untuk mengungsi sebelum membakarnya.
Pusat medis tersebut menampung sekitar 350 orang, termasuk 75 pasien yang terluka dan pendamping mereka. Itu adalah fasilitas medis terbesar di Gaza utara, melayani lebih dari 400.000 orang sebelum dimulainya agresi ‘Israel’ di Gaza.
Sebelum serangan itu, tentara ‘Israel’ melancarkan puluhan serangan udara dan artileri terhadap rumah-rumah di sekitar rumah sakit dan menargetkan bagian-bagian bangunan, menewaskan beberapa pekerja medis dan pasien serta puluhan warga yang bersembunyi di dalam rumah mereka di dekatnya.
Namun ‘Israel’ telah menepis klaim bahwa Abu Safiya ditangkap, meskipun ada banyak bukti yang menyatakan sebaliknya, termasuk video dan foto yang menunjukkan penahanannya. Kesaksian dari tahanan yang sebelumnya dibebaskan juga menguatkan penangkapannya.
Physicians for Human Rights mengajukan permintaan atas nama keluarga Dr. Abu Safiya agar pengacara dapat mengunjunginya. Albina Abu Safiya, istri Hussam, sebelumnya mengatakan kepada The New Arab: “Satu-satunya hal yang saya yakini adalah bahwa tentara ‘Israel’ menyiksa suami saya meskipun dia terluka.
“Suami saya tidak melakukan kejahatan apa pun hingga ditangkap dengan cara seperti ini. Yang ia pedulikan hanyalah menolong yang terluka dan sakit serta menyelamatkan nyawa mereka, meskipun tidak ada kemampuan medis yang diperlukan untuk itu, di saat ‘Israel’ terus menargetkan segala hal di Gaza utara.”
Sebagai tanggapan, tentara ‘Israel’ mengklaim bahwa tidak ada catatan penangkapannya, yang mendorong organisasi tersebut untuk mengajukan petisi mendesak untuk memastikan nasibnya.
Setidaknya 320 personel medis telah ditahan oleh ‘Israel’ sejak perang tanpa pandang bulu di Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Kelompok hak asasi manusia secara luas mengutuk penangkapan tenaga medis dan penghancuran fasilitas medis. ‘Israel’ juga telah membunuh puluhan dokter dan tenaga medis lainnya di Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pihaknya “terkejut” oleh penggerebekan Kamal Adwan, dan mengatakan “rumah sakit sekali lagi menjadi medan pertempuran”.
Badan kesehatan PBB telah memverifikasi sedikitnya 50 serangan terhadap pekerja medis di atau dekat rumah sakit sejak awal Oktober tahun ini. Badan ini tidak pernah menyalahkan pihak mana pun atas serangan tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)