GAZA (Arrahmah.id) — Para pemimpin Israel mulai membuat klaim atas kemajuan militer mereka di Gaza. Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mengepung Kota Gaza.
“Kota Gaza dikepung, kami beroperasi di dalamnya,” kata perdana menteri Israel itu dalam konferensi pers.
Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata atau pengiriman bahan bakar sampai semua sandera Israel yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober dibebaskan.
Dia juga meminta masyarakat Gaza untuk “silakan pergi ke selatan”.
“Kami tidak akan berhenti,” katanya.
Adapun Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, menegaskan militer Israel telah “berada di jantung Kota Gaza“.
“Mereka [militer Israel] datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara, dan laut,” kata Gallant dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, menurut kantor berita Reuters (8/11/2023).
“Mereka bermanuver dengan berjalan kaki, kendaraan lapis baja dan tank, bersama dengan insinyur militer dari segala arah dan mereka memiliki satu target – teroris Hamas di Gaza, infrastruktur mereka, komandan mereka, bunker, ruang komunikasi.”
Klaim tersebut tidak mudah untuk diverifikasi, namun pasukan Israel jelas sudah tersebar luas di beberapa wilayah padat bangunan di kota tersebut.
Militer Israel telah merilis video kendaraan lapis baja mereka yang beroperasi di sepanjang jalan pantai hingga ke selatan pusat kota, menggarisbawahi bahwa Israel kini telah mengepung seluruh wilayah tersebut.
Juru bicara utama militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan 14.000 “target teror” dan 100 terowongan telah dihancurkan dalam sebulan terakhir.
Semua hal ini tidak berarti bahwa Kota Gaza segera jatuh ke tangan Israel.
Mayor Jenderal Yaakov Amidror – mantan komandan Pasukan Pertahanan Israel dan penasihat keamanan nasional – sebelumnya mengakui bahwa melawan Hamas akan sulit.
Hamas akan memasang jebakan dan alat peledak rakitan di titik-titik masuk dan di sepanjang jalan sempit, kata Amidror.
Israel meyakini Hamas memiliki sekitar 30.000 personel, namun tidak jelas berapa banyak yang tewas sejauh ini dalam serangan yang juga menewaskan ribuan warga sipil.
Persenjataan Hamas meliputi senapan otomatis, granat berpeluncur roket, dan rudal anti-tank.
Hamas juga telah memproduksi drone kecil sendiri – termasuk drone bunuh diri, kata pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz.
Jaringan terowongan Hamas di Gaza memungkinkan kelompok tersebut memindahkan pasokan dan pasukan.
Katz meyakini Hamas juga memiliki rudal darat ke udara jarak pendek yang diluncurkan dari bahu- walau pasokannya diprediksi sangat terbatas. Yang tidak mereka miliki, kata Katz, adalah kendaraan lapis baja, tank, dan artileri.
Tantangan utama bagi Israel dalam melawan Hamas di Gaza adalah pertempuran jarak dekat di wilayah padat penduduk dan bangunan.
Wartawan BBC Arabic, Feras Kilani, mengatakan Kota Gaza bisa menjadi medan pertempuran berdarah antara Hamas dan pasukan Israel, dan puluhan ribu warga sipil bisa terjebak di tengah-tengahnya.
Walau banyak warga sipil telah mengungsi, ratusan ribu orang dilaporkan masih berada di kawasan Gaza utara, termasuk Kota Gaza.
Gaza sendiri dianggap sebagai benteng terbesar Hamas, penuh dengan terowongan dan bunker.
Israel mengeklaim beberapa di antara terowongan itu berada di bawah rumah sakit besar, termasuk Rumah Sakit Indonesia – namun tuduhan itu dibantah Kementerian Luar Negeri Indonesia dan lembaga Mer-C.
“Gaza adalah basis teror terbesar yang pernah dibangun manusia,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant.
Untuk melawan Hamas, Israel memiliki tim spesialis perang terowongan, termasuk unit teknik yang disebut Yahalom dan unit Oketz yang khusus melibatkan anjing.
Pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz, mengatakan pasukan Israel akan menghindari masuk ke dalam terowongan kecuali terpaksa, karena Hamas akan lebih mengenal jaringan terowongan tersebut.
Alih-alih masuk terowongan, pasukan Israel diyakini akan menghancurkan terowongan dengan menuangkan bahan peledak.(hanoum/arrahmah.id)