GAZA (Arrahmah.com) – Pertemuan terakhir antara perwakilan Fatah dan Hamas menjadi liputan besar di media Israel. Pertemuan tersebut memicu keprihatinan besar karena ditakutkan mereka memberikan perlindungan politik dan keamanan kepada Hamas di Tepi Barat yang diduduki sehingga memungkinkan Hamas untuk melanjutkan operasi perlawanan terhadap Israel.
Sebagaimana dilansir Middle East Monitor, Kamis (9/7/2020), pertemuan online terbaru tersebut adalah antara Jibril Rajoub, Sekretaris Jenderal Komite Sentral Fatah dan mantan kepala Pasukan Keamanan Pencegahan, dan Saleh Al-Arouri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, yang digambarkan Israel sebagai otak dari serangan bersenjata di Tepi Barat.
Israel percaya bahwa pertemuan itu memberi Hamas lampu hijau untuk beroperasi di Tepi Barat, meskipun Mahmoud Abbas tidak menginginkan kembalinya perlawanan bersenjata.
Pertemuan Rajoub dan Al-Arouri, diikuti oleh pertemuan antara Ahmed Helles, pejabat Fatah yang bertanggung jawab untuk wilayah Gaza, dan Husam Badran, kepala hubungan nasional untuk Hamas.
Israel khawatir bahwa ini mungkin menandakan berakhirnya situasi yang “relatif tenang” di wilayah tersebut.
Meski dalam pertemuan terbaru tersebut, Rajoub dan Al-Arouri tidak membuat pernyataan publik tentang mengkhiri pemisahan dan membentuk pemerintahan persatuan. Namun, memberi Hamas lampu hijau untuk beroperasi di Tepi Barat adalah langkah selanjutnya dalam kampanye anti-aneksasi. Apalagi mereka menyatakan akan melakukan “perjuangan bersama di lapangan”.
“Kami tidak memiliki musuh selain Israel” kata Rajoub, dan Al-Arouri tampak senang dengan kesempatan itu dan menyerukan perjuangan bersama di Tepi Barat.
(ameera/arrahmah.com)