GAZA (Arrahmah.com) – Israel telah mengerahkan pasukan militer tambahan ke perbatasan Gaza untuk mengatasi protes warga Gaza pada Jumat (6/3/2018) yang merupakan bagian dari ‘Great March of Return’.
Militer memperkirakan ada sekitar 50.000 pengunjuk rasa berkumpul di pagar perbatasan sebagai kelanjutan dari demonstrasi yang dimulai pekan lalu.
Sekitar 16 warga Gaza ditembak oleh pasukan Israel pada hari pertama protes, dengan korban tewas meningkat menjadi 20 orang selama seminggu terakhir.
Para pengunjuk rasa menuntut hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina dan keturunan mereka, ke tempat yang sekarang telah dicaplok oleh Israel.
Peraturan Israel dalam mengatasi demonstrasi tetap tidak berubah, yang berarti bahwa penembak jitu akan diizinkan untuk menembak siapa pun yang mendekati sisi pagar Gaza.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia dan kelompok-kelompok internasional telah mengkritik aturan ini, dan mereka menyebut tindakan ini mengarah pada pembunuhan tidak adil terhadap orang Palestina yang tidak bersenjata.
Kelompok hak asasi manusia Israel, B’Tselem, meminta tentara Israel untuk menolak perintah untuk menembakkan senjata kepada para pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
(ameera/arrahmah.com)