GAZA (Arrahmah.id) – Militer “Israel” melancarkan serangan baru terhadap rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, pada Senin (18/3/2024) dengan saksi melaporkan serangan udara di lingkungan yang hancur dimana rumah sakit tersebut berada.
Saksi mata di Kota Gaza mengatakan kepada AFP bahwa mereka melihat tank mengepung lokasi rumah sakit.
Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat perang mencari perlindungan di kompleks tersebut, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Tentara “Israel” juga melakukan operasi yang sama pada November di Al-Shifa, yang memicu kecaman internasional.
Kantor media pemerintah di Gaza mengutuk operasi tersebut, dengan mengatakan bahwa “penyerbuan kompleks medis Al-Shifa dengan tank, drone, dan senjata, serta penembakan di dalamnya, adalah kejahatan perang”.
Kementerian Kesehatan di wilayah yang terkepung tersebut mengatakan telah menerima telepon dari orang-orang di dekat lokasi rumah sakit yang menyatakan ada puluhan korban jiwa.
“Tidak ada yang bisa membawa mereka ke rumah sakit karena intensitas tembakan dan artileri,” kata kementerian itu.
Since last night, the Israeli aggressions on the area surrounding Al-Shifa Hospital in Gaza City has not stopped. pic.twitter.com/QGmjpMe2kY
— TIMES OF GAZA (@Timesofgaza) March 18, 2024
‘Kontrol ketat’
Daniel Hagari, juru bicara militer “Israel”, mengatakan pada Senin pagi (18/3) bahwa pasukan pendudukan “Israel” melakukan operasi presisi tinggi di area tertentu di rumah sakit Al-Shifa berdasarkan informasi intelijen yang menunjukkan penggunaan rumah sakit tersebut oleh anggota senior Hamas untuk memerintahkan serangan”.
Beberapa jam kemudian, tentara “Israel” menyerbu rumah sakit terbesar di Jalur Gaza tersebut, mengambil alih kompleks dan menahan sedikitnya 80 orang.
CHANNEL 12: Israeli Channel 12 quoted sources in the Israeli army as saying that it had tightened its control over the Shifa Medical Complex and arrested 80 people it described as “saboteurs” from the hospital.
FOLLOW OUR LIVE BLOG: https://t.co/8ASfzKWKr1 pic.twitter.com/afv4dPtqxC
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) March 18, 2024
Koresponden Al-Jazeera Anas al-Sharif melaporkan bahwa pasukan pendudukan “Israel” menahan pengungsi dan pemuda setelah menyerbu sejumlah sekolah di sekitar Kompleks Al-Shifa.
Pasukan “Israel” dilaporkan memerintahkan semua wanita untuk menuju ke Deir Al-Balah melalui Jalan Al-Rashid.
Pasukan pendudukan “Israel” juga mengepung dua sekolah di sekitar kompleks medis.
Rekaman yang beredar online menunjukkan kehadiran kendaraan militer “Israel” dan buldoser di dalam rumah sakit Al-Shifa yang melakukan operasi buldoser di dalam alun-alun.
Mu’nis Muhaisen, seorang ahli ortopedi di rumah sakit Al-Shifa, mengatakan bahwa ratusan pengungsi dan staf medis terjebak di koridor rumah sakit di tengah tembakan keras dari pasukan “Israel”.
‘Kejahatan perang terang-terangan’
Kantor media pemerintah di Gaza mengecam keras penyerbuan “Israel” terhadap kompleks Al-Shifa, dan menggambarkannya sebagai “kejahatan perang terang-terangan” yang “menegaskan niat pendudukan yang disengaja untuk menghilangkan sektor kesehatan dan menghancurkan rumah sakit.”
Kementerian Kesehatan Gaza menyerukan “semua organisasi internasional untuk segera menghentikan pembantaian terhadap pasien, korban luka, pengungsi, dan tim medis di rumah sakit.”
Faksi-faksi Palestina di Gaza juga mengecam tindakan yang terus menerus menargetkan rumah sakit, dan menggambarkannya sebagai “kelanjutan dari genosida yang dilakukan oleh pendudukan terhadap rakyat Palestina dan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum dan konvensi internasional.”
“Kami menegaskan bahwa narasi dan klaim palsu pendudukan adalah kebohongan. Rumah sakit adalah institusi kesehatan sipil yang tidak terlibat dalam kegiatan apa pun yang bertentangan dengan fungsi dan misi mereka sebagaimana didefinisikan oleh hukum internasional dan kemanusiaan,” tambah pernyataan faksi Palestina.
Hamas: Kegagalan masyarakat internasional
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/3) bahwa “kejahatan pendudukan dan perang genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami dan seluruh komponen kehidupan di Gaza tidak akan menciptakan gambaran kemenangan apapun bagi Netanyahu dan tentara Nazi-nya.”
“Kegagalan komunitas internasional dan PBB untuk mengambil tindakan terhadap tentara pendudukan adalah lampu hijau untuk melanjutkan perang genosida dan pembersihan etnis yang dilakukan terhadap rakyat kami, salah satu pilarnya adalah penghancuran fasilitas medis di Jalur Gaza,” tambah pernyataan itu.
Hamas mengulangi seruannya kepada “Palang Merah, Organisasi Kesehatan Dunia, dan lembaga internasional terkait lainnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi fasilitas medis yang tersisa di Jalur Gaza, dan untuk mendokumentasikan kejahatan zionis Nazi terhadap sektor medis, yaitu dilindungi berdasarkan Konvensi Jenewa dan hukum humaniter internasional.”
Ini adalah kedua kalinya pasukan Israel menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa sejak awal perang pada 7 Oktober.
Mereka menyerbunya untuk pertama kalinya pada 16 November, setelah mengepungnya setidaknya selama seminggu.
Pasukan Israel kemudian mundur dari rumah sakit tersebut, setelah menghancurkan halaman, bagian bangunan, peralatan dan perlengkapan medis, selain generator listrik rumah sakit. (zarahamala/arrahmah.id)