arrahmah.com – Sebagaimana diberitakan media Jerman, Rabu (19/12) diakui rencana pembangunan pemukiman di kawasan industri Atarot. Jika rencana yang diumumkan hari Rabu kemarin benar-benar dilaksanakan, maka pembangunan pemukiman Yahudi di kawasan Arab di Timur Yerusalem akan memiliki dimensi baru.
Sekitar 10 ribu rumah akan didirikan di dekat Atarot di kawasan bekas bandara Yerusalem. Areal tersebut terletak di antara dua desa yang dihuni warga Arab. Menurut rencana sang arsitek, 10 ribu apartemen itu dapat dihubungkan menggunakan sebuah terowongan, dengan pemukiman yang sudah ada.
Walikota Yerusalem Yoshua Pollak dan Menteri Pembangunan Israel Seev Boim membenarkan rencana konkrit bagi Atarot, namun ia menambahkan pembangunannya belum disetujui, karena proyek itu bersifat politis. Pemukiman baru di kawasan Timur itu, menurut mereka, merupakan penyelesaian satu-satunya bagi kondisi darurat perumahan di kota tersebut.
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert tidak menyampaikan pernyataan langsung, tapi lewat juru bicaranya menjelaskan, belum diambil keputusan tentang Atarot. Beberapa pekan lalu pemukiman Yahudi lainnya yang juga terletak di Timur Yerusalem menjadi sorotan. Di kawasan pemukiman Har Homa, Israel ingin membangun 300 perumahan baru.
Berita tentang perluasan pemukiman itu membayangi perundingan perdamaian pertama setelah tujuh tahun terakhir antara Israel dan Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas menekankan, selama politik pembangunan pemukiman Yahudi diteruskan, perundingan perdamaian tidak dapat dilaksanakan.
Sementara beberapa pekan terakhir pemerintah Israel berulang kali menjelaskan, mereka merasa wajib menjalankan agenda untuk perdamaian antara Israel dan Palestina.
Padahal dalam draf perjanjian perdamaian menurut road map adalah menghentikan sepenuhnya pembangunan pemukiman baru yang ada, atapun perluasan pemukiman di Tepi Barat Yordan.
Sebelum ini, pembangunan 300 rumah di Har Homa sudah mengganggu perundingan. Karenanya, dampak pembangunan 10 ribu rumah di Attarot kali ini hanya akan mengulang-ulang kembali janji-janji “berdamai” dengan Israel.