GAZA (Arrahmah.id) – Ribuan warga sipil terjebak di Gaza selatan ketika “Israel” mengintensifkan serangannya terhadap wilayah kantong Palestina pada Sabtu (27/1/2024), sehari setelah pengadilan tinggi PBB memutuskan “Israel” harus menghentikan tindakan genosida.
Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa tentara “Israel” melakukan 38 pembantaian dalam 48 jam terakhir, yang mengakibatkan syahidnya 350 warga sipil di Khan Yunis.
Kekhawatiran yang semakin meningkat terfokus pada Khan Yunis, kota terbesar di selatan Gaza, di mana dua rumah sakit utama hampir tidak berfungsi karena pengeboman yang tiada henti sementara ribuan orang membutuhkan layanan. Para saksi melaporkan lebih banyak serangan pada Sabtu malam (27/1) di Khan Yunis, pusat serangan “Israel” di Gaza, dan Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan beberapa orang yang syahid dan terluka telah dibawa ke rumah sakit Al-Amal yang hampir tidak berfungsi di kota itu.
Serangan tersebut terjadi kurang dari sehari setelah Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa “Israel” harus mencegah kemungkinan tindakan genosida dalam agresinya di Jalur Gaza, dalam kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Pengadilan tidak menyerukan diakhirinya pertempuran tetapi juga mengatakan dalam keputusannya bahwa “Israel” harus memfasilitasi bantuan kemanusiaan yang “sangat dibutuhkan”.
Pada Ahad dini hari (28/1), beberapa warga sipil tewas akibat serangan udara dan pengeboman artileri “Israel” yang menargetkan berbagai daerah di Khan Yunis dan lokasi lain di lingkungan selatan dan barat Kota Gaza.
Israeli tanks open fire on civilians’ houses and buildings in Khan Younis, southern Gaza Strip, as Israel continues its military campaign in the city pic.twitter.com/OAuDGfuc7E
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) January 27, 2024
Sumber-sumber medis melaporkan pembunuhan dan cederanya beberapa warga sipil dalam penembakan artileri yang menargetkan lingkungan Al-Amal di Khan Yunis.
Pesawat-pesawat tempur “Israel” juga melakukan serangkaian serangan udara di lingkungan Tel Al-Hawa di barat daya Kota Gaza dan wilayah barat kota tersebut, yang mengakibatkan kematian dan cedera banyak warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.
Selain itu, artileri “Israel” menembaki beberapa wilayah di Jalur Gaza utara.
Halaman rumah sakit Nasser menjadi kuburan massal setelah orang-orang terpaksa menguburkan 150 jenazah di sana akibat pengepungan “Israel”, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza.
Ashraf al-Qudra mengatakan masih ada 30 jenazah tak dikenal di kamar mayat rumah sakit.
Due to the Israeli military siege of the Nasser Medical Complex in Khan Yunis, residents are burying victims of the Israeli shelling inside the yards of the hospital. pic.twitter.com/eaiRS3grjq
— Quds News Network (@QudsNen) January 28, 2024
Al-Qudra menunjukkan bahwa “Rumah Sakit Nasser menghadapi kekurangan unit darah yang parah dan berbahaya, dan banyak obat anestesi telah habis.”
Ia menjelaskan, hitungan mundur penghentian generator listrik di Kompleks Medis Nasser dimulai 4 hari yang lalu akibat kekurangan bahan bakar, mengingat tangki air di kompleks tersebut rusak dan tidak berfungsi akibat jatuhnya pecahan peluru dan drone “Israel” yang menyebabkan air merembes ke dalam gedung – termasuk ke ruang perawatan intensif – menyebabkan kekurangan air di pusat dialisis.
🚨BREAKING: NASSER HOSPITAL COMPLETE SHUT DOWN.
Power has been completely cut off from Nasser Medical Complex in Khan Younis, southern Gaza following over a week of zionist aggression on the hospital and continuous clashes in its vicinity.
The hospital, as of yesterday, no… pic.twitter.com/EhOIh4FJIE
— Suppressed News (@SuppressedNws) January 26, 2024
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada Sabtu (27/1), akibat agresi dahsyat “Israel” di Gaza jumlah warga Palestina yang syahid meningkat menjadi 26.257 orang dan 64.797 orang luka-luka sejak 7 Oktober lalu. (zarahamala/arrahmah.id)