GAZA (Arrahmah.id) — Juru bicara militer Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, Abu Hamzah, menegaskan tujuan Israel untuk menghilangkan faksi perlawanan di Palestina tidak akan tercapai.
Ia menegaskan tidak ada kemenangan bagi Israel bahkan jika perang berlanjut tanpa batas waktu.
“Siapa pun yang ingin melucuti senjata perlawanan, kami akan melucuti jiwanya, Insya Allah,” kata Abu Hamzah dalam video di saluran Telegram, dikutip dari Muqawammalogy (10/1/2024).
“Tidak akan ada kembalinya pemukim Israel dan tidak ada stabilitas bagi para pemukim di wilayah Gaza selama perang berlangsung di Gaza terus berlanjut,” lanjutnya.
Ia mengatakan, Netanyahu tidak akan bisa mewujudkan janjinya kepada pemukim Israel untuk kembali ke Jalur Gaza.
“Kami mengatakan kepada para pemukim bahwa janji Netanyahu kepada Anda bahwa Anda akan segera kembali ke Jalur Gaza adalah sebuah fatamorgana dan ilusi, dan keputusan untuk kembalinya Anda hanya ada di tangan perlawanan setelah perang berakhir dan kekalahan Netanyahu,” katanya.
Juru bicara itu menegaskan, faksi perlawanan Palestina berhasil menembak pesawat Israel.
“Kami menembak jatuh sebuah pesawat intelijen Zionis di langit Khan Yunis dan memperoleh informasi penting darinya,” katanya.
“Mujahidin Brigade Al-Quds mendekati kendaraan musuh dengan peluru, rudal, dan senjata yang sesuai, selain menghabisi pasukan khusus Zionis yang bersembunyi di salah satu bangunan,” lanjutnya.
Juru bicara Brigade Al-Quds mengakhiri pidatonya dengan memberi pesan kepada Netanyahu untuk menerima kenyataan di medan perang.
“Pada akhirnya, Netanyahu tidak punya pilihan selain menerima apa yang dibutuhkan di lapangan. Jihad kami terus berlanjut, operasi kami terus berlanjut, dan sekte pemenang tidak akan dikalahkan, Insya Allah,” katanya, dikutip dari Al-Quds.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar membangun pemukiman Yahudi di Jalur Gaza. Namun, Benjamin Netanyahu menolak permintaan itu.
“Memutar waktu dan membangun kembali komunitas Israel di Gaza, bukanlah tujuan yang realistis,” kata Netanyahu (22/12).
Sementara itu, kebanyakan orang Israel tahu bahwa membangun dan melindungi lingkungan Yahudi di Jalur Gaza yang tidak bersahabat akan menjadi mimpi buruk moral dan militer. (hanoum/arrahmah.id)