GAZA (Arrahmah.id) — Pengiriman obat-obatan kepada para sandera di Jalur Gaza dan bantuan ke wilayah tersebut telah disepakati dalam mediasi antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dengan Israel, pada Selasa (16/1/2024).
Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan kesepakatan “antara Israel dan (Hamas), di mana obat-obatan serta bantuan kemanusiaan lainnya akan dikirimkan kepada warga sipil di Gaza… sebagai imbalan untuk memberikan obat-obatan yang dibutuhkan warga Israel yang menjadi tawanan di Gaza,” seperti dikutip dari AFP (17/1).
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi kesepakatan tersebut dan mengatakan: “Obat-obatan tersebut akan diteruskan oleh perwakilan Qatar di Jalur Gaza ke tujuan akhir mereka.”
Qatar, yang menjadi tuan rumah kantor politik Hamas, telah memimpin perundingan antara Israel dan kelompok Palestina tersebut sejak pecahnya perang di Jalur Gaza.
Konflik tersebut terjadi setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang di Israel.
Para anggota Hamas juga membawa 250 sandera kembali ke Gaza, 132 di antaranya menurut Israel masih berada di sana, termasuk sedikitnya 27 orang diyakini telah tewas.
Setidaknya 24.285 warga Palestina, lebih dari 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, tewas di Jalur Gaza akibat pemboman dan serangan darat Israel sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majid Al-Ansari mengatakan kepada QNA, “obat-obatan dan bantuan akan meninggalkan Doha besok ke kota Al-Arish di Mesir, dengan menggunakan dua pesawat Angkatan Bersenjata Qatar, dalam persiapan untuk transportasi mereka ke Gaza”.
Seorang diplomat yang mendapat penjelasan mengenai perundingan tersebut mengatakan kepada AFP bahwa kesepakatan tersebut menyusul kunjungan keluarga sandera yang ditahan di Gaza ke Qatar dan pertemuan dengan perdana menteri negara Teluk tersebut.
“Qatar telah mempercepat keterlibatan dengan Hamas dan Israel mengenai perlunya memberikan obat kepada para sandera dan warga sipil Palestina di Gaza. Keduanya telah menunjukkan kesediaannya,” kata diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya karena sensitivitas pembicaraan.
Diplomat tersebut mengatakan para mediator sedang berupaya untuk menyelesaikan rincian dan mendiskusikan logistik pengiriman dengan organisasi internasional, sambil menekankan bahwa pembicaraan tersebut terpisah dari upaya yang lebih luas menuju gencatan senjata.(hanoum/arrahmah.id)