TEL AVV (Arrahmah.com) – “Israel” mengatakan bahwa pihaknya marah dengan pernyataan menteri luar negeri Swedia yang menghubungkan serangan Paris dengan penderitaan rakyat Palestina.
“Untuk menangkal radikalisasi kita harus kembali ke situasi seperti yang terjadi di Timur Tengah dimana tidak sedikit warga Palestina melihat tidak ada masa depan: [kecuali] kita harus menerima situasi ini atau melakukan kekerasan,” Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom mengatakan kepada jaringan televisi SVT2T, sebagaimana dilansir oleh MEMO.
Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang ‘radikalisasi’ pemuda Swedia, Wallstrom mengatakan: “Jelas, kami memiliki alasan untuk khawatir, tidak hanya di Swedia tapi di seluruh dunia – karena ada begitu banyak yang sedang menjadi ‘radikal’. Di sini, sekali lagi, kita dibawa kembali ke situasi seperti yang terjadi di Timur Tengah, di mana tidak sedikit warga Palestina yang melihat bahwa tidak ada masa depan. Kita harus menerima situasi putus asa ini atau melakukan kekerasan.”
Kemudian di Facebook, Wallstrom menyerukan kepada orang-orang untuk mencari penyebab ekstremisme sebelum memulai untuk memeranginya.
Menanggapi pernyataan Wallstrom, kementerian luar negeri “Israel” memanggil duta besar Swedia untuk Tel Aviv untuk memprotes pernyataan Wallstrom ini.
Pada Senin 16/11), juru bicara Emmanuel Nachshon menggambarkan pernyataan Wallstrom sebagai sesuatu yang “konyol”.
“Menteri luar negeri Swedia adalah bias secara sistematis, bertentangan, dan satu sisi melawan “Israel” ketika ia menunjukkan hubungan antara serangan di Paris dan konflik antara ‘Israel’ dan Palestina,” tambah Nachshon.
Wakil Menteri Luar Negeri “Israel” dari partai Likud, Tzipi Hotovely, mengatakan bahwa komentar itu “terang-terangan menghina dan anti-Semitisme yang keji”.
(ameera/arrahmah.com)