GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan Zionis “Israel” kembali menggempur Jalur Gaza dengan serangan mematikan, membunuh Taysir Al Jabari, seorang komandan Brigade Al Quds, sayap militer Jihad Islam pada Jumat (5/8/2022), dan beberapa sipil.
Jihad Islam merespon dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke wilayah Palestina yang diduduki dari Jalur Gaza yang terkepung.
“Sebagai tanggapan awal atas pembunuhan komandan senior Taysir al Jabari dan saudara-saudaranya yang mati syahid, Brigade Al-Quds menutupi Tel Aviv, kota-kota pusat dan daerah sekitar Gaza dengan lebih dari 100 roket,” kata sayap militer Jihad Islam dalam sebuah pernyataan.
‘Kami semua kaget’, ujar keluarga gadis lima tahun yang terbunuh
Alaa Qaddoum, seorang gadis berusia lima tahun, tewas dalam rangkaian serangan awal “Israel” di lingkungan al-Shuja’iya. Dia terbunuh bersama ayahnya Abdullah, sementara saudara laki-lakinya menderita luka-luka, menurut paman dari pihak ibu.
Berbicara kepada Al Jazeera, Mohammad Abu Jabal mengatakan Alaa pergi bersama ayah dan saudara laki-lakinya ke supermarket ketika sepeda motor yang mereka tumpangi dihantam selama serangan “Israel”.
“Sebuah sepeda motor dibom secara langsung, menewaskan dia, ayahnya dan orang ketiga serta melukai saudara laki-lakinya,” kata Abu Jabal.
“Ibunya, Rasha, sangat terkejut. Dia kehilangan putrinya dan suaminya dalam sekejap mata. Kami semua terkejut,” katanya.
“Apa yang terjadi sangat mengejutkan. Apa kesalahan seorang gadis berusia lima tahun yang tidak bersalah dibunuh dengan cara ini? Berapa lama pendudukan ‘Israel’ akan terus menyerang Jalur Gaza dengan cara ini? Kami lelah!”
Tarneem Hamad, seorang warga Gaza, mengatakan segala jenis pemboman “Israel”, cenderung “menggandakan kekurangan listrik” di tengah kekurangan listrik yang telah ada di Jalur Gaza.
“Di beberapa daerah saat ini, tidak ada listrik. Di rumah saya tidak ada listrik,” kata Hamad kepada Al Jazeera.
“Hati saya hancur karena ini masih menjadi kenyataan kita. Saya percaya bahwa semua orang di Jalur Gaza sangat mirip dengan saya dan keluarga saya. Malam ini, kita akan tidur tidak yakin apakah kita akan melihat cahaya pagi lagi,” katanya.
“Saya ragu ada warga Gaza yang bisa tidur malam ini. Diperkirakan ini akan menjadi malam yang sulit dan berat yang dipenuhi dengan pemboman ‘Israel’,” tambah Hamad. “Ini adalah strategi untuk membuat kita tetap terjaga, membuat kita tetap waspada, dan memicu rasa takut.”
Jubir Hamas: “Israel” harus membayar harga untuk kejahatannya
Kantor berita Palestina Maan mengutip juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa perlawanan Palestina sekarang menggunakan haknya untuk “menanggapi kejahatan pendudukan terhadap rakyat Palestina kami”.
Dia mengatakan bahwa “Israel” memulai dengan agresi dan “harus membayar harga atas kejahatannya”. (haninmazaya/arrahmah.id)