TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” dilaporkan bekerja dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab untuk menarik wisatawan ke negara mereka dari tempat lain di Asia.
Menteri Pariwisata “Israel” Haim Katz memulai kunjungan resmi ke Bahrain pada Selasa (20/6/2023) menjadikannya menteri pertama yang mengunjungi negara Teluk atas nama pemerintah sayap kanan saat ini yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memperkuat hubungan pariwisata dan menjadikan Timur Tengah sebagai tujuan wisata bagi negara Asia lainnya, lapor media “Israel”.
Kunjungan ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan “Israel” d Tepi Barat yang diduduki, dengan setidaknya 11 warga Palestina dibunuh oleh pasukan dan pemukim “Israel” sejak Senin (19/6).
“Kami akan berupaya mewujudkan potensi untuk mengubah Timur Tengah menjadi kawasan wisata terkemuka di pasar Asia dan tujuan jauh lainnya. Bersama-sama, kami akan menawarkan pengalaman wisata yang kaya. Sejarah bersama modernisasi, budaya, dan masakan lezat,” media “Israel” mengutip ucapan Katz.
Katz didampingi oleh tokoh-tokoh senior sektor pariwisata.
Dia juga bertemu dengan menteri keuangan Bahrain untuk membahas “kerjasama bilateral di sektor pariwisata” dan “perkembangan terbaru di sektor pariwisata internasional”, media pemerintah Bahrain melaporkan pada Rabu (21/6).
Paket wisata yang rencana perjalanannya mencakup ketiga negara telah diusulkan, menurut laporan media “Israel”.
“Israel” menormalisasi hubungan dengan Bahrain dan UEA pada pada 2020, melalui Abraham Accords yang kontroversial yang ditengahi AS.
Perjanjian tersebut – yang juga mencakup Maroko – disambut dengan kemarahan dari warga Palestina dan pendukung mereka, yang menunjukkan bahwa hal itu memberi penghargaan kepada “Israel” sementara mereka terus menduduki Tepi Barat dan mengepung Jalur Gaza.
“Israel” telah memperkuat hubungan dengan Bahrain dan UEA di berbagai bidang dalam kesepakatan yang secara kolektif bernilai miliaran dolar.
Ada penerbangan langsung reguler yang beroperasi antara dua negara Teluk dan “Israel”, dimaksudkan untuk membuat hubungan komersial lebih mudah dan menarik wisatawan – meskipun volume wisatawan yang mengunjungi “Israel” dari Teluk dilaporkan kecil.
Namun, setidaknya beberapa ratus orang “Israel” telah tinggal di UEA sejak kesepakatan normalisasi tercapai.
Katz belum mengunjungi UEA. (zarahamala/arrahmah.id)