TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Seorang tahanan Palestina di penjara “Israel” Sami Abu Diyak dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (26/11/2019) pagi. Dia dikabarkan menderita kanker stadium lanjut dan telah ditolak permohonannya untuk menemui keluarganya di saat-saat terakhirnya.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa mengungkapkan pesan terakhir Abu Diyak yang menyatakan dirinya ingin menghabiskan hari-hari terakhirnya bersama ibunya dan “mati dalam pelukannya”.
Abu Diyak ditangkap pada tahun 2002. Otoritas Penjara “Israel” menyatakan bahwa dia dinyatakan bersalah atas pembunuhan tiga warga “Israel”.
Para tahanan Palestina di penjara-penjara “Israel” mengumumkan masa berkabung selama tiga hari menyusul kematian Abu Diyak. Mereka memutuskan untuk mengenakan pakaian hitam dan menyebut nama Sami Abu Diyak.
Para tahanan juga mengumumkan keadaan siaga dan mulai meneriakkan Takbir sembari memukul gerbang sel mereka, sebagai bentuk protes atas kematian Abu Diyak.
Komite Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina telah memperingatkan berbulan-bulan lalu bahwa Abu Diyak berada dalam kondisi yang sangat kritis dan bisa meninggal kapan saja jika “Israel” maish menolak untuk memberikan perawatan medis.
Komita juga menyatakan bahwa Abu Diyak merupakan warga Palestina kelima yang meninggal dalam penahanan “Israel” sepanjang tahun 2019 ini. (rafa/arrahmah.com)