TEL AVIV (Arrahmah.com) – Penulis “Israel”, Yossi Melman mengatakan bahwa kekhawatiran utama “Israel” adalah kemungkinan jatuhnya rezim militer di Mesir.
Melman menegaskan bahwa “Israel” tidak pernah khawatir kekacauan di Mesir akan melemahkan perkembangan atau kemerdekaan Mesir, tetapi hal itu bisa menghancurkan “perjanjian damai yang telah membawa ketenangan di perbatasan selama lebih dari 30 tahun”.
Dalam artikelnya di Jerusalem Post, Melman menulis : “keprihatinan utama ‘Israel’ tentang Mesir adalah kemungkinan jatuhnya rezim militer atau perang saudara.”
Melman menegaskan bahwa “Israel” melangkah dengan sangat hati-hati karena tidak mampu melakukan sesuatu yang signifikan untuk melindungi perbatasannya jika perjanjian damai dibatalkan. “Dari perspektif miiter dan diplomatik, ‘Israel’ selalu mengikuti perkembangan di Mesir dengan rasa takut yang mendalam, bahwa hanya ada sedikit yang bisa dilakukan.”
Untuk itu, menurut Melman, “Israel telah terlibat dalam beberapa lobi diplomatik, terutama di Washington dan sejumlah ibukota Eropa, dengan tujuan untuk meyakinkan orang-orang dalam pemerintahan untuk tidak bergegas meningkatkan kecaman mereka terhadap operasi militer terbaru di Mesir untuk membubarkan demonstran pro-Ikhwanul Muslimin dari jalan-jalan di Kairo dan kota lain”.
Penulis senior “Israel ini melanjutkan, “Sejak (mereka) menggulingkan Presiden Muhammad Mursi enam minggu lalu, ‘Israel’ telah diam-diam bermanuver melalui negara-negara sahabat, menyebarkan pengaruh diplomatik untuk menghentikan pemerintah Barat dan terutama Amerika
Serikat dari mencela penggulingan oleh militer Mesir, menghalangi mereka menyebutnya pembantaian.”
Dia mengatakan bahwa menyebutnya pembantaian akan melemahkan pemerintah Mesir yang didukung militer dan memperkuat kehendak Ikhwanul Muslimin untuk melanjutkan kebijakan yang menyerempet bahaya.
Melman menegaskan bahwa negara-negara Eropa yang paling mendukung kudeta militer. (haninmazaya/arrahmah.com)