GAZA (Arrahmah.com) – “Israel” terperangkap serangan sengit pada Minggu (22/6/2014) dari dua kubu, menurut militer “Israel”, dilansir CNN.
Diserang Suriah
Dalam sebuah insiden di dekat perbatasan Israel-Suriah, seorang warga sipil “Israel” berusia 15 tahun tewas dan dua lainnya luka-luka, kata militer “Israel”.
“Serangan hari ini di perbatasan Suriah sengaja ditargetkan ke “Israel”. Ledakan itu adalah serangan paling serius terhadap “Israel” dalam beberapa bulan terakhir,” dalam twitt Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari akun resminya pada hari Minggu pagi (22/6).
“Ini bukan kasus salah sasaran tembak, tetapi serangan yang disengaja,” kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Peter Lerner.
Tidak jelas apakah insiden itu terkait dengan perang sipil Suriah, tetapi kekerasan dari konflik Suriah kini telah tumpah ke timur laut “Israel” .
Sebagai tanggapan atas serangan itu, “Israel” menembaki sembilan posisi “kelompok bersenjata Suriah”, termasuk markas “persenjataan Suriah” yang menjadi posisi peluncuran awal, IDF melaporkan.
Di sisi barat daya negara itu, dua roket menghantam Sha’ar Hanegev Regional Council, yang berbatasan dengan Gaza.
Perlawanan dari Palestina
Selain itu, terjadi pula penangkapan “teroris yang melemparkan granat tangan” yang dipercayai IDF telah “menyusup ke “Israel” melalui pagar keamanan Gaza,” menurut blog IDF.
Sebagai penyerangan balasan, IDF “menargetkan empat lokasi yang diduga menjadi tempat aktivitas teror di Gaza,” dilansir dalam blog tersebut.
Sebelumnya, pada Minggu (21/6), tembakan militer “Israel” membunuh dua orang Palestina di Tepi Barat, kata para pejabat medis.
Mohammad Mahmmoud Ismail (30) tewas dalam serangan di Ramallah. Saat menanggapi reaksi para akitivis solideritas Palestina, Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki kasus tersebut.
Selain itu, Ahmad Saeed Khaled (27) juga meninggal dunia dalam serangan di sebuah kamp pengungsi di Nablus, kata seorang dokter Palestina. Khaled, seorang pasien psikiatri, akan shalat subuh ketika ia ditembak di kaki, dada, dan kepala, menurut Dr. Ghassan Hamdan, dari Masyarakat Bantuan Medis Palestina (PMRS).
Militer Israel membela diri bahwa tentaranya memang menembak seorang pria yang mendekati karena ia terlihat mengancam tentara di Nablus.
“Penjajah “Israel” meminta tersangka untuk berhenti dan setelah ia gagal untuk mematuhi, mereka melepaskan tembakan peringatan ke udara. Pasukan kemudian menembak ke arah tersangka, setelah ia tidak berhenti untuk maju. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tersangka bermental tidak stabil,” kata IDF. Saat ini sebuah penyelidikan sedang berlangsung.
Tuduhan kekerasan kepada “Israel” dari para aktivis solideritas Palestina terjadi di tengah operasi Israel dalam menanggapi penculikan tiga remaja Israel, salah satunya dilaporkan menjadi warga negara AS.
Sumber-sumber medis Palestina mengatakantelah ada lima korban jiwa sejak awal operasi, empat orang korban tembakan militer “Israel”, dan satu orang lagi terkena serangan jantung selama akibat kaget saat rumahnya diserang di militer “Israel” di Tepi Barat.
Sebagai tambahan, 463 warga Palestina, termasuk anak-anak, telah ditangkap atau ditahan pada Minggu pagi (21/6), menurut Palestinian Prisoners Society. (adibahasan/arrahmah.com)