RAFAH (Arrahmah.id) – ‘Israel’ mengatakan, pada Selasa (14/5/2024), bahwa Mesir harus membuka kembali Penyeberangan Rafah dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza, sehingga mendorong Kairo untuk mengecam apa yang digambarkannya sebagai upaya untuk mengalihkan kesalahan atas penyumbatan pengiriman bantuan, lansir Reuters.
Penyeberangan Rafah berada di perbatasan antara Mesir dan Gaza selatan, dan telah menjadi jalur penting bagi bantuan yang masuk ke wilayah pesisir tersebut.
“Kunci untuk mencegah krisis kemanusiaan di Gaza kini ada di tangan teman-teman Mesir kita,” kata Menteri Luar Negeri ‘Israel’, Menteri Katz, dalam komentarnya yang diedarkan kepada wartawan.
Katz mengatakan dia telah berbicara dengan rekan-rekannya dari Inggris dan Jerman tentang “perlunya membujuk Mesir untuk membuka kembali Penyeberangan Rafah”, dan menambahkan bahwa dia juga akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri Italia pada Selasa (14/5).
Kelompok Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza, tidak akan “mengendalikan Penyeberangan Rafah”, kata Katz, mengutip kekhawatiran keamanan yang “tidak akan dikompromikan oleh Israel”.
Komentar tersebut mendapat tanggapan cepat dari Kementerian Luar Negeri Mesir, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ‘Israel’ bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Gaza dan bahwa operasi militer ‘Israel’ di sekitar Rafah adalah alasan utama mengapa bantuan dicegah memasuki wilayah kantong tersebut.
Mesir secara konsisten mengatakan bahwa Penyeberangan tetap terbuka di pihaknya selama konflik yang dimulai antara ‘Israel’ dan Hamas pada 7 Oktober.
Kairo telah menjadi salah satu mediator dalam perundingan gencatan senjata yang terhenti, namun hubungannya dengan ‘Israel’ berada dalam ketegangan sejak pasukan ‘Israel’ merebut Penyeberangan Rafah pada 7 Mei.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua penyeberangan ke Gaza selatan – Rafah dan Karm Abu Salem yang dikuasai ‘Israel’ – telah memutus wilayah kantong tersebut dari bantuan luar.
PBB telah memperingatkan, sebelum penutupan kedua penyeberangan tersebut, bahwa Gaza berada di ambang kelaparan. (zarahamala/arrahmah.id)