GAZA (Arrahmah.id) – “Israel” telah menghilangkan hampir 70 anak-anak Palestina dari wilayah Rafah di Gaza selatan, dalam sebuah operasi yang diprakarsai oleh Badan Amal dan dibantu oleh kedutaan Jerman di “Israel”.
Menurut pernyataan badan amal tersebut, SOS Children’s Villages International, 68 anak Palestina – dilaporkan semuanya yatim piatu – diambil dari panti asuhan di Rafah Gaza selatan dan dipindahkan ke kota Betlehem di Tepi Barat yang diduduki “Israel” pada Senin (11/3/2024), setelah bekerja melalui saluran diplomatik dengan semua otoritas terkait untuk mengatur operasi tersebut.
Anak-anak tersebut – yang dilaporkan menjadi yatim piatu sebelum serangan “Israel” di Gaza – dikawal oleh 11 karyawan SOS Children’s Villages selama pemindahan mereka dari Gaza ke Tepi Barat yang diduduki. “Meskipun anak-anak sekarang relatif aman, kami masih sangat prihatin terhadap anak-anak dan orang-orang lain yang masih berada dalam bahaya besar di Jalur Gaza”, kata SOS Children’s Villages.
Operasi tersebut dibantu oleh kedutaan Jerman di “Israel”, yang mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk berpartisipasi dalam tindakan tersebut menyusul permintaan bantuan dari Badan Amal pada November. Berterima kasih kepada “Israel” atas “tindakan kemanusiaan yang penting”, kedutaan mengklaim bahwa pemindahan anak-anak Palestina adalah tindakan sementara untuk mengeluarkan anak-anak tersebut “dari bahaya akut” dan bukan upaya untuk memindahkan mereka secara permanen.
PBB telah mengonfirmasi bahwa operai tersebut dilakukan dengan persetujuan otoritas pendudukan “Israel”, yang belum mengomentari tindakan tersebut.
Meskipun laporan dan pernyataan yang diterbitkan oleh SOS Children’s Villages, kedutaan besar Jerman dan media “Israel” menyebut operasi tersebut sebagai “evakuasi” dan “penyelamatan”, masih ada misteri besar seputar identitas, situasi dan lokasi anak-anak Palestina saat ini, serta kekurangan kejelasan mengenai operasi itu sendiri.
Penyembunyian rincian tersebut telah menyebabkan banyak orang menyimpulkan bahwa anak-anak Palestina diculik dan dihilangkan oleh “Israel” melalui kedok aktivitas Badan Amal tersebut, terutama karena tidak ada jaminan visual atas keselamatan mereka atau konfirmasi persetujuan mereka terhadap pemindahan tersebut.
Ini merupakan penculikan dan penghilangan anak-anak Palestina dari Gaza yang dilakukan pasukan “Israel” dalam beberapa bulan terakhir. Kasus penting lainnya terjadi pada Januari ketika Euro -Med Human Rights Monitor mengecam pengungkapan Radio Angkatan Darat “Israel” mengenai penculikan seorang bayi warga Palestina dari dalam rumah keluarganya di Gaza oleh petugas “Israel”, Harel Itach, seorang komandan di Brigade Givati, setelah pembunuhan anggota keluarganya.” (zarahamala/arrahmah.id)