SIDON (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ membunuh seorang anggota senior Fatah Palestina di Lebanon pada Rabu (21/8/2024), yang memicu tuduhan dari Fatah bahwa ‘Israel’ secara aktif mencoba untuk memicu perang regional.
Serangan yang menewaskan Khalil Maqdah, yang digambarkan oleh Fatah sebagai salah satu pemimpin sayap bersenjatanya di Lebanon, terjadi beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri lawatannya ke Timur Tengah yang bertujuan mencapai gencatan senjata dalam perang ‘Israel’ yang menghancurkan di Gaza.
Pada Rabu (21/8), Presiden AS Joe Biden menelepon Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan “menegaskan bahwa kita harus menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera,” tulis Biden di X.
Fatah, yang bermarkas di Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’ dan menyaingi penguasa Jalur Gaza, Hamas, mengatakan Maqdah terbunuh di dekat kota Sidon di Lebanon selatan.
‘Israel’ menuduhnya “mengarahkan serangan dan menyelundupkan senjata” ke Tepi Barat dan bekerja sama dengan pasukan Iran.
Pembunuhannya menandai pertama kalinya ‘Israel’ menargetkan anggota senior Fatah dalam lebih dari 10 bulan bentrokan lintas perbatasan dengan militan Lebanon, sebagian besar dari Hizbullah, selama perang di Gaza.
Tawfiq Tirawy, anggota komite pusat Fatah, mengatakan kepada AFP bahwa “pembunuhan tersebut… merupakan bukti lebih lanjut bahwa ‘Israel’ ingin memicu perang skala penuh di wilayah tersebut”.
Blinken, yang meninggalkan Qatar Selasa malam (20/8) tampaknya dengan tangan kosong, mengimbau Hamas untuk segera menerima proposal gencatan senjata yang dirancang AS, sementara juga secara terbuka tidak setuju dengan ‘Israel’ atas kehadirannya di masa depan di Jalur Gaza yang terkepung.
“Waktu sangatlah penting,” kata Blinken sebelum terbang meninggalkan Doha setelah singgah di Mesir dan ‘Israel’.
Gencatan senjata “perlu dilakukan, dan harus dilakukan dalam beberapa hari ke depan,” katanya. (zarahamala/arrahmah.id)