GAZA (Arrahmah.id) — Belasan orang tewas di Jalur Gaza pada Selasa (19/12/2023) setelah serangan udara brutal Israel di utara dan selatan Palestina, menghantam wilayah itu.
“Setidaknya 13 warga Palestina tewas dan sekitar 75 lainnya luka-luka dalam serangan di kamp pengungsi Jabalia di utara,” kata Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip dari Al Jazeera (20/12).
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra, serangan udara Israel menghantam Pusat Medis Jabalia pada saat yang bersamaan, dan mengakibatkan beberapa korban jiwa.
Dilansir dari The Cradle (20/12), rekaman setelah pemboman di kamp Jabalia menunjukkan beberapa warga Palestina tewas dan terluka. Mereka tergeletak di tumpukan puing-puing.
Serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam, sebelum serangan brutal Israel lainnya pada 19 Desember, yang menargetkan daerah pemukiman di kota Rafah di Gaza selatan.
Setidaknya 29 warga Palestina tewas ketika beberapa rumah di Rafah dihantam serangan Israel. Di antara korban tewas adalah jurnalis Adel Zarab.
Hal ini meningkatkan jumlah jurnalis yang mati syahid menjadi 97 sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza.
Pesawat-pesawat tempur Israel juga menargetkan kota Khan Yunis di selatan. Beberapa kematian dan cedera telah dilaporkan.
“Pembantaian Jabalia dan serangkaian pembantaian Zionis yang didukung Amerika tidak akan berhasil mengusir rakyat kami dari tanah mereka,” kata kelompok perlawanan Palestina Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Anda tidak akan berhasil mematahkan keinginan orang-orang hebat kami dan perlawanan mereka yang gagah berani,” tambah pernyataan itu.
Tentara Israel terus melakukan operasi darat, yang kini terfokus di selatan, dan berlanjut di seluruh Gaza Pasukan Israel juga menghadapi perlawanan di lapangan dan mengalami penyergapan setiap hari yang dilakukan oleh Brigade al Qassam Hamas dan kelompok perlawanan lainnya di Gaza. (hanoum/arrahmah.id)